Mengenali Filosofi pada Secangkir Teh di House of Tea
JAKARTA, iNews.id – Ada semacam ungkapan bahwa hidup itu ibarat secangkir teh. Rasanya akan bergantung pada bagaimana orang-orang meracik, menyeduh, dan menikmatinya.
Di dalam secangkir teh, kita dapat menemukan rasa nikmat, aroma nan khas, dan kehangatan. Pada lain waktu, dengan racikan yang berbeda, kita mungkin akan mendapati rasa sepat dan aroma yang lain.
Begitu pula dengan hidup. Jika kita cerdas mengaturnya, hari-hari yang kita lewati bakal selalu sarat makna. Jika kita “meracik” hidup ini dengan penuh rasa kasih, niscaya kita akan mendapati kehangatan dari orang-orang sekitar. Setiap rasa dalam hidup itu bergantung pada bagaimana kita menyikapinya, kata Satria Gunawan Suharno.
Itu hanyalah sedikit filosofi yang hendak dia tunjukkan lewat bisnisnya. Pendiri sekaligus pemilik House of Tea itu hampir tak pernah luput menyisipkan pesan moral dalam secangkir teh racikannya.
Satria menuturkan, masyarakat Indonesia sejak zaman dulu sudah akrab dengan teh yang dinikmati secara turun-temurun. Namun, masih sedikit dari mereka yang bisa menikmati berbagai varian lain teh nusantara, terutama dalam bentuk kualitas terbaiknya.
“Bangsa kita ini belum lagi mengenal teh yang sesungguhnya,” ujar Satria saat berbincang dengan iNews.id, akhir pekan ini.
“Jadi, ketika kami tawarkan teh yang berbeda (dari yang umumnya dinikmati masyarakat banyak), teh kami justru bisa dinikmati tanpa menggunakan pemanis, apa pun itu bentuknya. Dan pasti ada rasa unik di antaranya,” kata pria kelahiran 1962 itu.