7 Cerita Fabel Bahasa Inggris Singkat dan Terjemahannya, Penuh Pesan Moral
Dia memohon kepada ibunya untuk memaafkan tetapi sudah terlambat. Perlahan, tubuhnya juga berubah menjadi batu. Meskipun putrinya telah menjadi batu, tetapi air mata masih terlihat, itulah sebabnya batu itu disebut Batu Menangis.
Pesan moral: Jangan pernah menyakiti perasaan orang tua.
6. Judul: The Ant and The Grasshopper
A long time ago, an ant and a grasshopper lived in a garden close to some grain fields. The happy-go-lucky and merry grasshopper always spent his time singing and dancing in the garden.
His friend, the little ant, was always busy working. Even at the peak of summer, the ant carried food grains from the nearby fields on her back and stored them safely in her home. The grasshopper always made fun of the hardworking ant.
He often asked her to leave all that work and join him in singing and dancing. "Come on, my friend! What is the need to sweat it out in this hot summer sun?" the grasshopper asked the ant. "I am preparing for the winters," the ant replied.
The ant refused to join the grasshopper and continued gathering grains instead. She kept herself busy storing food supplies for the cold and harsh winters when it would be difficult for her to venture out. The grasshopper laughed at her and told her there was enough food for a lifetime.
The ant, however, never stopped working throughout the summer. The grasshopper continued to sit in the shade of the garden trees and sing happily. Summer gradually came to an end, but that did not affect the grasshopper.
It also did not stop the ant from relentlessly carrying food grains from the fields to her home. She stopped by and advised her grasshopper friend to start storing food for the winter for himself too. "Stop wasting your time and start gathering some food. You will need it in the winters,” the ant urged."
The grasshopper only smiled and said, "There’s lots of time! Right now all is fine". The ant shrugged away and continued with her daily routine.
The seasons soon changed. Winter brought in freezing temperatures, and the grasshopper realized he had no food. He looked around to find some, but he was so cold that he could hardly move. Everything was covered with snow.
He snuggled all by himself to remain warm. Suddenly, he remembered his good friend, the ant, and thought to himself, "She will surely offer me a roof for some time. She has saved a lot of food. I am sure she will offer me that too." He quickly dragged his cold feet to the ant’s house and knocked on her door.
"Let me in, for I am cold, weak, and hungry, my dear friend," he said. The ant opened the door just a little bit. She did not let the grasshopper in. She refused to offer him any food too.
The cold and hungry grasshopper was weak. "I will sing to you for free, my friend," he begged. "Do you remember how hard I worked during the hot summers?" The ant asked the grasshopper. "I did that to provide myself with food during the cold season.
I had asked you too to do the same. You ignored my words and laughed at me instead. Sing for someone else. I am sorry, but I have enough grains only for myself."
The grasshopper then realized that he should have utilized his time better instead of wasting it on singing and lazing in the garden.
The story states that wasting your time can result in difficulties, and making the most of your time can bring many benefits.
Terjemahan Semut dan Belalang:
Dahulu kala, seekor semut dan belalang tinggal di sebuah taman dekat ladang gandum. Belalang yang ceria selalu menghabiskan waktunya dengan bernyanyi dan menari di taman. Temannya, si Semut kecil selalu sibuk bekerja.
Bahkan di puncak musim panas, semut membawa biji-bijian makanan dari ladang terdekat di punggungnya dan menyimpannya dengan aman di rumahnya. Belalang selalu mengolok-olok Semut pekerja keras tersebut.
Dia sering memintanya meninggalkan semua pekerjaan itu dan bergabung dengannya untuk menyanyi dan menari. "Ayo temanku! Apa perlunya berkeringat di bawah terik matahari musim panas ini?" Belalang bertanya kepada Semut.
"Saya sedang mempersiapkan musim dingin," jawab Semut.
Semut menolak untuk bergabung dengan belalang dan terus mengumpulkan biji-bijian. Ia membuat dirinya sibuk dengan menyimpan persediaan makanan untuk musim dingin yang keras ketika akan sulit baginya untuk keluar.
Belalang menertawakannya dan memberitahunya bahwa ada cukup makanan untuk seumur hidup. Semut, bagaimanapun tidak pernah berhenti bekerja sepanjang musim panas. Belalang terus duduk di bawah naungan pepohonan taman dan bernyanyi dengan gembira.
Musim panas berangsur-angsur berakhir, namun itu tidak mempengaruhi Belalang. Hal itu juga tidak menghentikan Semut untuk membawa biji-bijian makanan dari ladang ke rumahnya. Ia mampir dan menasehati teman Belalangnya untuk mulai menyimpan makanan untuk musim dingin.
"Berhentilah membuang waktumu dan mulailah mengumpulkan makanan. Kamu akan membutuhkannya di musim dingin," desak Semut.
Belalang hanya tersenyum dan berkata, "Masih banyak waktu! Saat ini semuanya baik-baik saja," Semut mengangkat bahu dan melanjutkan rutinitas hariannya.
Musim segera berganti. Musim dingin membawa suhu beku, dan Belalang menyadari bahwa ia tidak memiliki makanan. Ia melihat ke sekeliling untuk menemukan beberapa makanan, namun ia sangat kedinginan sehingga hampir tidak bisa bergerak. Semuanya tertutup salju.
Ia meringkuk sendirian untuk tetap hangat. Namun tiba-tiba ia teringat teman baiknya, Semut dan berpikir "Ia pasti akan menawarkan rumahnya untuk beberapa waktu. ia telah menyimpan banyak makanan. Aku yakin ia akan menawariku itu juga." maka dengan cepat, Belalang menyeret kakinya ke rumah semut dan mengetuk pintunya.
"Biarkan aku masuk, aku kedinginan, lemah, lapar, sahabatku." katanya.
Semut membuka pintu sedikit. Ia tidak membiarkan Belalang itu masuk. Ia juga menolak menawarkan makanan padanya.
Belalang yang kedinginan dan kelaparan itu memohon. "Aku akan bernyanyi untukmu secara gratis, temanku." ujarnya.
"Apakah kamu ingat betapa kerasnya aku bekerja selama musim panas?" Semut bertanya pada Belalang.
"Aku melakukan itu semua untuk menyediakan makanan bagi diriku sendiri selama musim dingin. Aku juga telah memintamu untuk melakukan hal yang sama. Namun kamu malah mengabaikan kata-kataku dan menertawakanku. Bernyanyi untuk yang lain saja. Aku juga minta maaf karena aku hanya punya cukup biji-bijian untuk diriku sendiri."
Belalang kemudian menyadari bahwa ia seharusnya memanfaatkan waktunya dengan lebih baik daripada menghabiskannya untuk bernyanyi dan bermalas-malasan di taman.
Pesan moral:
Dongeng fabel berjudul The Ant and The Grasshopper tersebut mengajarkan bahwa penting untuk menggunakan waktu yang ada sebaik mungkin dalam hidup ini.
Jika kita menghabiskan waktu untuk hal-hal yang produktif, maka kita akan menemukan waktu lebih untuk hal-hal lain. Waktu sangatlah berharga dan kita harus memanfaatkannya dengan melakukan hal-hal yang positif.
7. Judul: Three Little Pigs
Once upon a time, there lived an old mother pig. She had three little pigs. One day she decided to send them on their way to lead their lives on their own. "Go and seek your own destiny and fortune" the mother said, and the little pigs went their ways.
The first pig was very lazy. "I’ll build my house with straws", he decided as he chose the easy way. He got the straw from a farmer and started building.
The second pig said "I will make my house with sticks." He got the sticks from a woodcutter and began building.
The third pig was laborious and intelligent. "I will make my house using bricks" he said, and got the materials from a builder pushing a cart of bricks.
"Your materials seem weak, and your house won’t be strong", said the little pic to his brothers, as he was concerned that their construction would not be sturdy enough. He said, "Listen, brothers, we should make a strong house, which can save us from any danger."
The other two pigs said, “You do it your way, and we will make our houses our way. Anyways, those bricks look very heavy. So much labor and so much work – not for us. You continue.”
They ignored his advice and constructed their houses the way they wanted.
Soon, all three pigs built their houses and were pleased about it.
After some time, a wolf passed the lane of these pigs’ houses. He saw the house made up of straws and a pig playing nearby. The wolf decided on him. The moment the pig saw the wolf, he ran inside the house in fear. Then, the wolf knocked on the door and said, “Little pig! Little pig! Won’t you let me in?”
But, the pig refused and replied, "No! No! No! Not by the hair on my chinny chin chin!"
Then the wolf grinned and said, "Then I'll huff, and I'll puff, and I’ll blow your house in."
He did what he said, and he blew the house away. Seeing this, the first pig ran towards the second pig's house to hide.
The wolf followed him along and found the second pig's house.
He knocked on the door again and said, "Little pigs! Little pigs! Won't you let me in?"
After seeing the scary teeth of the wolf, both the pigs replied, "No! No! No! Not by the hair on our chinny chin chin!"
Then again, the wolf laughed in satire and said, "Then I'll huff, and I'll puff, and I'll blow your house in." And he did just that.
Realizing what was happening, both the pigs escaped to the third pig's house.
The wolf followed them and reached the third pig house.
Now, the wolf knocked on the door again and said, "Little pigs! Little pigs! Let me in! Let me in!"
But the frightened pigs answered back, "No! No! No! Not by the hair on our chinny chin chin!"
Then the wolf laughed cunningly and threatened, "Then I’ll huff, and I’ll puff, and I’ll blow your house in."
The big bad wolf tried to bring the house down and huff and puff again and again, but it was of no use. The frustrated wolf attempted to make a forceful entry from the chimney, but the intelligent third pig boiled a large pot of water and placed it below the chimney. The wolf fell inside the pot, hurt himself, and ran away in a jiffy. The three pigs were overjoyed!
The other two pigs praised the third pig for his hard work, practicality and intelligence.
Terjemahan Kisah 3 Anak Babi:
Alkisah hiduplah seekor induk babi tua. ia memiliki 3 babi kecil. Suatu hari ia memutuskan untuk mengirim mereka dalam perjalanan untuk menjalani hidup mereka sendiri. "Pergilah dan carilah takdir dan keberuntunganmu sendiri." kata sang ibu, dan babi-babi kecil itu pun pergi.
Babi pertama sangat pemalas. "Aku akan membangun rumahku dengan jerami." ia memutuskan untuk memilih jalan yang mudah. Ia mendapatkan jerami dari seorang petani dan mulai membangun rumahnya.
Babi kedua berkata "Aku akan membuat rumahku dengan tongkat." Ia mendapatkan tongkat dari seorang penebang kayu dan mulai membangun.
Babi ketiga rajin dan cerdas. "Aku akan membuat rumahku menggunakan batu bata." katanya dan mendapatkan bahan dari seorang tukang yang mendorong gerobak batu bata.
"Bahanmu sepertinya lemah dan rumahmu tidak akan kuat," kata babi kecil itu kepada saudara-saudaranya, ia khawatir sebab konstruksi rumah mereka tidak cukup kokoh. Lantas ia berkata lagi, "Dengar saudara-saudaraku, kita harus membuat rumah yang kuat, yang dapat menyelamatkan kita dari bahaya apa pun."
Mendengar hal tersebut, dua babi lainnya berkata "Lakukan dengan caramu dan kami akan membuat rumah sesuai dengan keinginan kami. Bagaimanapun, batu bata itu terlihat sangat berat. Begitu banyak tenaga dan begitu banyak pekerjaan, bukan untuk kita. Kamu lanjutkan saja sendiri."
Mereka tetap mengabaikan nasihat babi kecil dan membangun rumah seperti yang mereka inginkan. Segera, ketiga babi itu membangun rumah mereka dan merasa senang karenanya.
Beberapa waktu kemudian, seekor serigala melewati jalur rumah babi tersebut. Ia melihat rumah yang terbuat dari jerami dan seekor babi bermain di dekatnya. Serigala memutuskan untuk menerkamnya.
Saat babi pertama melihat serigala, ia berlari ke dalam rumah dengan ketakutan. Kemudian serigala itu mengetuk pintu dan berkata "Babi kecil! Babi kecil! Apakah kamu tidak akan membiarkan aku masuk?"
"Tidak!” babi itu menolak "Tidak! Tidak! Tidak!"
Kemudian serigala itu menyeringai dan berkata "Kalau begitu, aku akan menghembuskan nafasku dan meniupkan rumahmu."
Serigala melakukan apa yang ia katakan dan menghancurkan rumah itu. Melihat hal tersebut, babi pertama lari menuju rumah babi kedua untuk bersembunyi.
Serigala mengikutinya dan menemukan rumah babi kedua. Ia kembali mengetuk pintu seraya berkata "Babi kecil! Babi kecil! Apakah kamu tidak akan membiarkanku masuk?"
Setelah melihat gigi serigala yang menyeramkan, kedua babi itu menjawab "Tidak! Tidak! Tidak!"
Serigala kembali tertawa menyindir dan berkata "Kalau begitu aku akan marah dan ketika itu aku akan menghancurkan rumahmu." ia kembali melakukannya.
Menyadari apa yang terjadi, kedua babi itu melarikan diri ke rumah babi ketiga. Serigala kembali mengikuti mereka dan dan menemukan rumah babi ketiga.
Sekarang, serigala mengetuk lagi pintu dan berkata “Babi kecil! Babi kecil! Biarkan aku masuk! Biarkan aku masuk!"
Tapi babi yang ketakutan menjawab lagi, "Tidak! Tidak! Tidak!"
Serigala tertawa licik dan dengan nada mengancam berkata "Kalau aku marah, aku akan menghancurkan rumahmu."
Serigala besar yang jahat tersebut mencoba merobohkan rumah tersebut hingga tersengal-sengal, namun usahanya sia-sia. Ia frustrasi dan berusaha masuk secara paksa melalui cerobong asap, namun babi ketiga yang cerdas sedang merebus sepanci besar air lalu meletakannya di bawah cerobong asap.
Serigala itu lantas jatuh ke dalam panci dan melukai dirinya sendiri lalu melarikan diri dalam sekejap. Ketiga babi itu kemudian bersorak gembira!
Akibat peristiwa itu, dua babi lainnya memuji babi ketiga atas kerja keras, kepraktisan, dan juga kecerdasannya.
Pesan moral:
Pesan moral dari dongeng fabel di atas ialah bahwa ketekunan dan kerja keras pada akhirnya akan terbayarkan. Cerita ini menyoroti bagaimana pentingnya untuk bekerja keras yang cerdas dan praktis dalam hidup.
Nah, itulah ulasan mengenai cerita fabel Bahasa Inggris singkat dan terjemahannya. Semoga informasi ini dapat memberikan manfaat bagi kamu ya!
Editor: Johnny Johan Sompotan