7 Contoh Teks Anekdot Singkat Beserta Strukturnya
 
                 
                (Abstrak) Suatu hari, Pak gendut yang tengah beristirahat mendapatkan telepon dari temannya yang ada di luar negeri.
(Orientasi) Sang teman menanyakan keberadaan Pak Gendut. 
“Hallo Bos, sedang dimana sekarang?” ujar si penelepon Pak Gendut itu.
(Krisis)
“Ini bung, saya sedang istirahat di Lapas Suka Saya. Eh, maksudnya Hotel Sukasukasaya. Biasalah gara-gara ketahuan nilep duit negara,” jawab Pak Gendut.
(Reaksi)
“Tapi, tenang. Nanti juga saya bisa ke negara tempat Bung tinggal sekarang. Soalnya, di saku saya masih ada duit buat menyuap sipir, sehingga saya bisa bebas dari langsung ke tempat saudara. Pokoknya tunggu sajalah saya ke sana,” sambung Pak Gendut. 
“Oke Bos, saya tunggu kedatangan Anda Kemari,” kata teman Pak Gendut
(Koda) Pak Gendut pun lalu melanjutkan tidur siangnya di kasur empuk lapas Sukasukasaya.
(Abstrak) Pada suatu hari, Bapak Hendi menjelaskan tentang Undang-Undang Dasar (UUD) dari periode ke periode.
(Orientasi) Saat menjelaskan kepada para murid, ia juga memaparkan alasan perubahan UUD Indonesia.
(Krisis) Namun pada saat menerangkan, salah satu muridnya yang bernama Ilham tampak tertidur. Lantas Bapak Hendi menegur Ilham dan memberikan pertanyaan.
“Ilham, jelaskan perubahan UUD dan apa maksud peraturan diatur di UUD,” kata Bapak Hendi.
(Reaksi) “Kalau alasan kenapa diatur di UUD, saya tahu Pak. Soalnya semua akhirnya memang UUD, ujung-ujungnya duit,” jawab Ilham.
(Koda) Murid sekelas kemudian tertawa lepas dan Bapak Hendi hanya bisa menggelengkan kepala.
(Abstrak) Azan Magrib berkumandang, Maulana dan Ridwan belum berangkat karena menunggu Yusuf.
(Orientasi) Ridwan bertanya, “Menurutmu Yusuf bakal datang, tidak?”
“Dia pasti datang, sebab dia yang mengajak kita jemaah Magrib di masjid,” jawab Maulana.
(Krisis) Sekitar 10 menit mereka melihat Yusuf datang dengan cara berjalan yang aneh. 
“Kamu ke mana saja dan kenapa jalanmu aneh?” tanya Ridwan.
(Reaksi) Yusuf menjawab, “Aku mau berjemaah. Kan kata Pak Ustaz setiap langkah kaki ke masjid menjadi pahala. Jadi aku berjalan sedikit-sedikit biar pahalaku banyak, begitu!”
(Koda) “Terserah kamu, kami berdua mau pulang lagi ke rumah,” Ridwan dan Maulana pergi meninggalkan Yusuf.
(Abstrak) Pada suatu hari, ada dua pemuda laki-laki yang sedang berbincang-bincang di warung kopi. Mereka adalah Yusuf dan Ridwan.
(Orientasi) Ridwan: “Cup, saya punya tebakan.”
Yusuf: “Gimana, wan?”
(Krisis) Ridwan: “Kursi, kursi apa yang buat orang jadi lupa ingatan?”
Yusuf: “Kursi goyang! Soalnya kalau duduk di atasnya bikin ngantuk, lalu ketiduran. Jadi lupa kan mau ngapain.”
Ridwan: “Hahaha, bener, sih! Tapi jawabannya salah!”
(Reaksi) Yusuf: “Terus apa jawabannya?”
Ridwan: “Jawabannya kursi jabatan!”
Yusuf: “Lah, kok bisa?”
(Koda) Ridwan: “Coba, deh, liat para pejabat. Sebelum dilantik mereka banyak mengumbar janji manis kepada rakyat. Eh, waktu sudah terpilih, seperti lupa ingatan sama janji-janjinya. Bener, ‘kan?”
Yusuf: “Cocok!”
Demikianlah informasi dan penjelasan tentang contoh teks anekdot singkat beserta strukturnya, yang dikutip dari berbagai sumber, semoga dapat menjadi acuan dalam membuat teks anekdot.
Editor: Johnny Johan Sompotan