Anjas, Difabel Pembuat Aplikasi Khusus Disabilitas yang Buat Amerika Kagum
Tak hanya itu, dia juga berharap aplikasi yang sudah digarapnya ini mampu mengedukasi masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak, bagaimana supaya bisa lebih menghargai orang-orang yang terlahir dalam keadaan kurang beruntung.
“Menjadi media untuk mengedukasi dan menyosialisasikan anak-anak tentang isu-isu disabilitas dan ini dampaknya 10 tahun dan 20 tahun mendatang. Ini akan bisa menurunkan angka bullying atau diskriminasi terhadap temen-temen disabilitas,” ungkapnya.
Diundang ke Gedung Putih Amerika
Prestasi yang ditorehkan Anjas memang amat membanggakan. Dia menjadi satu dari tiga peraih penghargaan YSEALI (Youth Southeast Asia Leadership Initiative) yang diundang menuju Gedung Putih di Washington DC, AS. Kader Nahdlatul Ulama (NU) itu diundang menjadi pembicara di Kantor Presiden AS itu. Di sana, dia akan membahas tentang permasalahan disabilitas dan hak asasi manusia di hadapan para pengamat dan profesor Amerika.
Kini, Anjas bersama teman-teman disabilitas lainya sedang mengkaji hal-hal apa saja yang harus dibawa ke Amerika, sehingga pembahasan bagi kaum disabilitas bisa diungkapkan dalam acara tersebut.
“Apa yang segera kita bantu dan apa yang harus dibenahi oleh pemerintah, kita enggak punya data yang valid (terkait disabilitas). Dan dari teman-teman disabilitas punya itu, seperti apa yang lalu dan seperti apa untuk hal mendatang,” ucap pemuda asal Kudus, Jawa Tengah itu.
Dia pun berharap sepulangnya dari negeri Paman Sam bisa menerapkan hal-hal yang sudah dipelajari dan dikembangkan untuk dipraktikkan di Indonesia.
Editor: Ahmad Islamy Jamil