Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia Sindir AS: Rudal Burevestnik dan Poseidon Bukan Uji Coba Nuklir, Pemahaman Dangkal!
Advertisement . Scroll to see content

Arah Kebijakan Luar Negeri AS dan Dampak Global yang Ditimbulkan

Jumat, 05 Juli 2019 - 16:50:00 WIB
Arah Kebijakan Luar Negeri AS dan Dampak Global yang Ditimbulkan
Presiden AS Donald Trump bertemu PResiden China Xi Jinping di forum KTT G20, Osaka, Jepang, 2019. (Foto: AFP).
Advertisement . Scroll to see content

Tak hanya AS, nilai saham yang dimiliki sejumlah perusahaan teknologi asal Eropa juga babak belur sejak AS menabuh genderang perang dengan Huawei. Akibatnya, industri teknologi komunikasi telah mengalami interkoneksi secara global, di mana kelangsungan produksi sebuah perusahaan sangat bergantung pada komponen perusahaan lain.

Boikot terhadap Huawei sebagai pemasok perangkat telekomunikasi dan jaringan teknologi terbesar dunia saat ini, sama artinya dengan memutus mata rantai penting produksi, hingga berakibat rusaknya ekosistem industri itu sendiri.

Kedua, pendekatan represif dan konfrontatif yang beberapa kali ditunjukkan AS terhadap sejumlah negara terbukti lebih banyak mudaratnya. Sebut saja agresi militer AS di Afghanistan, Irak, hingga Libya. Sampai dengan hari ini pun, residu konflik belum juga sirna sepenuhnya. Ditambah dengan ketegangan antara AS-Iran yang kembali pecah pascainsiden ditembak jatuhnya pesawat nirawak (drone) AS oleh pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) pada bulan Juni lalu.

Akibat memanasnya tensi politik antara AS-Iran yang berujung pada pemberlakuan sanksi bagi Iran, disadari atau tidak telah berdampak luas terhadap stabilitas politik dan ekonomi global, khususnya di kawasan Timur Tengah. Ini menunjukkan bahwa kebijakan luar negeri AS memiliki multiplier effect terhadap sendi kehidupan masyarakat global.

Untuk itulah, saat ini AS memilih meredakan tensi politik konfrontatifnya agar tidak menyulut reaksi dari negara-negara lain yang menjadi mitra kerja samanya. Sebuah pilihan bijak apabila AS juga dapat melakukan pendekatan yang sama kepada Iran yang memiliki isu serupa dengan Korut.

Meski memiliki kerumitan yang berbeda secara geopoltik maupun variabel lainnya, konflik AS-Iran terkait program nuklirnya masih memiliki harapan untuk dapat dipadamkan, atau setidaknya eskalasinya dapat diredam.

Indonesia sebagai negara yang juga berkepentingan terhadap arah kebijakan luar negeri AS harus tetap terlibat secara aktif mendorong pihak-pihak terkait untuk melakukan pendekatan dialogis yang tidak agresif dan konfrontatif. Di level regional, misalnya, Indonesia dapat terus melanjutkan perannya sebagai pemain utama di kawasan Asia Tenggara.

Salah satunya dengan inisiatif atas pandangan ASEAN mengenai Kawasan Indo-Pasifik. Meski belum memiliki dampak yang signifikan, pandangan ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki visi geopolitik dengan meletakkan ASEAN sebagai titik tengah dalam bingkai politik kawasan yang lebih luas.

Di tingkat internasional kita dapat lebih mengambil inisiatif dalam menyumbang solusi inovatif terhadap isu-isu global. Amanah yang diemban oleh Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB juga tidak boleh disia-siakan.

Reputasi Indonesia sebagai pihak pengusung perdamaian harus tetap dijaga dengan langkah-langkah diplomasi yang berwibawa dalam menyikapi setiap permasalahan global demi cita-cita bersama, yaitu terwujudnya ketertiban dan keamanan dunia.

Editor: Zen Teguh

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut