Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hasto Jelaskan Tersangka Korupsi DJKA Donatur Rumah Aspirasi di Pilpres 2019
Advertisement . Scroll to see content

Berbahaya Bagi Demokrasi, Waspadai Tiga Ciri Penumpang Gelap Ini

Selasa, 14 Mei 2019 - 13:17:00 WIB
Berbahaya Bagi Demokrasi, Waspadai Tiga Ciri Penumpang Gelap Ini
Ilustrasi Pemilu 2019.
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pemilu 2019, yang digelar bersamaan pemilihan presiden dan legislatif, berjalan damai dan lancar. Namun, ada saja pihak-pihak yang terus memprovokasi masyarakat agar menolak hasil pemilu serentak tersebut.

Pengamat terorisme The Indonesia Intelligence Institute, Ridlwan Habib mengatakan, para provokator tersebut tidak ubahnya penumpang gelap Pilpres 2019, yang buntutnya membahayakan demokrasi. Setidaknya, menurut dia, ada tiga ciri dalam mengidentifikasi penumpang gelap tersebut.

"Pertama, kelompok ini melakukan delegitimasi terhadap penyelenggara pemilu dengan cara-cara di luar prosedur demokrasi yang sudah disepakati," katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Dia mencontohkan, bentuknya adalah dengan menyebarkan berita bohong alias hoaks di media sosial dengan berbagai jenis kebohongan. Selain itu, mereka juga memprovokasi masyarakat agar menduduki gedung KPU sehingga sistem demokrasi yang berjalan itu lumpuh.

"Kedua, kelompok ini tidak mempunyai basis data yang valid dan kuat yang bisa dipertanggungjawabkan dalam melakukan tuduhan maupun klaim," ujar Ridlwan.

Saat disinggung soal bukti, dia menambahkan, kelompok tersebut akan menyodorkan fakta-fakta yang sebenarnya bukan Bukti. Seperti, tuduhan kecurangan karena ada 500-an anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal.

Padahal, investigasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuktikan yang meninggal karena memang sudah mengidap sakit dan terpicu kelelahan.

"Yang ketiga, kelompok penunggang gelap ini mempunyai tujuan Indonesia konflik karena dengan konflik, maka mereka bisa berpeluang menawarkan solusi lain selain sistem Demokrasi," kata Ridlwan.

Tawaran ideologi alternatif itu, menurut dia, tidak akan bisa diterima rakyat jika situasi Indonesia dalam keadaan damai dan rukun. Mengingat tujuannya adalah konflik, maka fakta dan kebenaran apa pun akan ditolak agar terjadi ketidakpercayaan (distrust) publik terhadap pemerintah yang sah.

"Karena itu, mengimbau bagi elite politik terutama di kubu 02 yang berjiwa demokratis, cerdas dan ksatria agar mewaspadai ciri-ciri kelompok penunggang gelap itu. Selain itu, berharap kepada Polri agar tegas terhadap setiap tindakan melanggar hukum yang mengancam keutuhan NKRI sebagai bangsa," tutur Ridlwan.

Editor: Djibril Muhammad

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut