BPN Berharap TKN Dukung Usulan Pembentukan TPF Indikasi Kecurangan

JAKARTA, iNews.id - Usulan pembentukan Tim Pencari Fakta (TPF) indikasi kecurangan Pemilu 2019 seharusnya didukung semua pihak. Termasuk Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean mengatakan, pembentukan TPF penting karena sebagai instrumen menentukan indikasi kecurangan Pemilu 2019 terjadi secara nasional atau hanya di beberapa titik saja.

Baca Juga

Mobil China Ini Mencoba Mendaki 'Tangga Surga' 300 Meter, tapi Gagal Total

"Pembentukan TPF ini harus didukung karena sangat penting sekarang di tengah kepercayaan masyarakat kepada KPU," ujar Ferdinand, Jakarta, Senin (29/4/2019).

Dia mengapresiasi partisipasi dan peran serta masyarakat saat ini untuk membuka dan melaporkan banyak kecurangan yang terjadi di lapangan. "Partisipasi tinggi dari masyarakat dalam membuka seluruh (indikasi) kecurangan yang ada harus dilihat sebagai people power yang sesungguhnya," ucapnya.

Baca Juga

BPN Prabowo-Sandi Pertimbangkan Bentuk TPF Dugaan Kecurangan Pilpres

Menurutnya, people power seperti itu berjalan di jalur yang benar karena masyarakat menyuarakan kebenaran dan ikut berpartisipasi terhadap proses Pemilu 2019. Dia mengingatkan kepada KPU agar bersikap jujur dan adil.

"Mereka menyuarakan kebenaran jangan sampai kemudian people power ini berubah dari suara menjadi kegiatan aktivitas secara fisik di lapangan," katanya.

Awalnya, usulan membentuk TPF disampaikan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar karena menilai Pemilu 2019 menyisakan sejumlah persoalan penting tidak cukup hanya ditangani oleh Bawaslu atau KPU.

Usulan tersebut disambut positif Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandi, Sudirman Said "Kami menilai baik kalau TPF dibentuk pihak-pihak yang independen sehingga bisa diberi akses dan mencari fakta ke seluruh pemangku kepentingan seperti KPU, Bawaslu, Polri dan BIN," ucap Sudirman di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Editor: Kurnia Illahi