Cerita Lebaran Mahasiswa RI di Australia, Sungkem Virtual dengan Keluarga di Jakarta
Tak hanya Rivi, beberapa temannya pun juga melakukan hal yang sama. Ia menyebut waktu sungkem virtual rata-rata berlangsung sekitar 30 menit, agar selanjutnya mereka maupun keluarga di Indonesia tetap bisa melanjutkan aktivitas Idulfitri masing-masing.

Selain itu, Rivi juga membagikan kisah perayaan Lebaran di Australia. Ia merasa sangat bersyukur karena memiliki teman-teman untuk merayakan Lebaran bersama sehingga tidak kehilangan suasana Idulfitri sepenuhnya.
"Aku bersyukur banget karena meski baru dua bulan di sini, sudah banyak teman-teman dekat untuk Lebaran bareng. Dalam waktu singkat sudah bisa nemu keluarga baru yang saat kumpul kemarin, kehangatan Lebarannya tetap bisa terasa," ujar Rivi.
Tak cuma merayakan Lebaran dengan sesama muslim dari Indonesia, Rivi juga berlebaran dengan orang dari Bangladesh, India, bahkan China. Dari situ, ia juga mengalami kejadian yang lucu di mana salah satu temannya yang berasal dari China mengira Idulfitri sebagai perayaan tahun baru Islam.

Temannya juga memasakkan dumpling sebagai hidangan layaknya tahun baru China untuk Lebaran. Rivi pun menjelaskan makna Idulfitri sesungguhnya dan merayakan bersama dengan sukacita.
"Hari pertama Lebaran aku datang ke empat lokasi berbeda, di mana lokasi terakhir aku datang ke apartemen teman dari China. Dia nggak tahu banyak tentang apa itu Idulfitri. Namun, dia masakin aku dumpling karena dia kira Idulfitri itu tahun baru Islam. Kata dia, di China kalau lagi tahun baru, makanan yang biasa disajikan itu dumpling. Akhirnya aku jelasin ke dia tentang apa itu Idulfitri, termasuk Ramadan," ucap Rivi.
Editor: Puti Aini Yasmin