Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Indonesia Tak Punya Mekanisme Terima Pengungsi Gaza melalui Penerbangan Carter
Advertisement . Scroll to see content

Cerita SK Trimurti Tak Bersedia Kerek Merah Putih saat Proklamasi, Merasa Tidak Pantas

Sabtu, 13 Agustus 2022 - 06:56:00 WIB
Cerita SK Trimurti Tak Bersedia Kerek Merah Putih saat Proklamasi, Merasa Tidak Pantas
SK Trimurti. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

Di Partindo, SK Trimurti mulai mengenal dunia jurnalistik. Atas dorongan Bung Karno, dia pertama kalinya menulis di surat kabar mingguan Fikiran Rakyat. Dari Fikiran Rakyat yang kemudian tutup, SK Trimurti lebih dalam menceburkan diri ke jurnalistik.

Dia menulis di surat kabar Berdjoeang pimpinan Doel Arnowo. Kemudian bersama-sama temannya di Solo, pada tahun 1935 mendirikan majalah bahasa Jawa, Bedug yang tak lama kemudian berganti nama Terompet.

Keaktifannya di organisasi PMI (Persatuan Marheini Indonesia) membuat SK Trimurti ditangkap kolonial Belanda dan ditahan selama 9 bulan di Penjara Perempuan Bulu, Semarang. Bebas dari penjara tahun 1937, dia kembali aktif di dunia pergerakan dan jurnalistik.

SK Trimurti banyak menulis di majalah Suluh Kita dan Sinar Selatan. Di surat kabar Sinar Selatan, dia bertemu dengan Muhammad Ibnu Sayuti atau Sayuti Melik, pemuda kelahiran Yogyakarta yang kemudian menjadi suaminya. Pernikahan keduanya berlangsung 19 Juli 1938.

Sayuti Melik yang kelak pada 17 Agustus 1945 menjadi juru ketik teks Proklamasi Kemerdekaan, sama-sama sebagai penulis di Sinar Selatan. Sayuti Melik dan SK Trimurti juga sama-sama hadir dalam upacara Kemerdekaan Indonesia yang disusul pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan.

Saat upacara dilangsungkan, SK Trimurti berada di depan bendera, berdiri berjajar dengan Fatmawati, istri Bung Karno. Fatmawati mengenakan baju kebaya lengkap dengan kerudung seperti lazimnya perempuan Sumatra saat itu.

Di seberang keduanya, tampak Bung Karno dan Mohammad Hatta atau Bung Hatta yang berdiri di beranda dengan posisi lebih tinggi. Bung Karno mengenakan setelan jas putih dari bahan driil. Bung Hatta juga mengenakan setelan serupa, tapi tidak berpeci.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut