Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Empat Gajah Dikerahkan Buka Jalan Cari Korban Banjir Bandang Aceh
Advertisement . Scroll to see content

DPR Desak Tradisi Bullying Dokter Anestesi Disetop: Ini Tindakan Tak Manusiawi

Selasa, 20 Agustus 2024 - 01:00:00 WIB
DPR Desak Tradisi Bullying Dokter Anestesi Disetop: Ini Tindakan Tak Manusiawi
Polisi masih menyelidiki penyebab tewasnya dokter PPDS Undip. (Foto: iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Komisi IX DPR RI mendesak pemerintah mengambil langkah komprehensif untuk menghentikan praktik bullying pada Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang tengah menjadi perhatian. Terutama setelah ada kasus kematian dokter peserta PPDS dari jurusan spesialis Anestesi di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip), Semarang.

"Tindakan bullying adalah peristiwa yang sangat tragis dan menyedihkan. Jangan sampai ada pembiaran bullying di lingkungan pendidikan. Harus segera dihentikan dengan putus mata rantainya," ujar anggota Komisi IX Arzeti Bilbina, Senin (19/8/2024). 

Seperti diketahui, dr Aulia Risma Lestari mahasiswi Kedokteran Undip ditemukan tewas di kamar kosnya di Lempongsari, Kota Semarang. Awalnya, dr Aulia diduga mengakhiri hidupnya dengan cara menyuntikkan obat penenang karena tidak kuat terhadap bullying dari dokter seniornya.

Belakangan, pihak keluarga membantah dr Aulia bunuh diri. Korban disebut memiliki riwayat sakit syaraf kejepit sehingga diduga dr Aulia menyuntikkan sendiri obat anestesi dengan dosis berlebih saat merasa sakit.

Walau begitu, curhatan dr Aulia melalui buku harian yang ditemukan di kamar kosnya membuka tabir pembullyan dari seniornya. Akibat kasus tersebut, Kemenkes dengan tegas memberikan perintah untuk memberhentikan sementara program anestesi FK Undip untuk melakukan investigasi terkait kasus bunuh diri peserta didik PPDS ini.

Arzeti mendukung langkah Kemenkes, apalagi masalah perundungan di lingkungan PPDS memang sudah menjadi momok dalam dunia pendidikan kedokteran Tanah Air. Seperti dr. Aulia yang dalam buku hariannya menceritakan tidak kuat menahan tekanan dari para dokter senior. 

"Penting bagi pemerintah bekerja sama dengan pihak berwajib seperti kepolisian  untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam mencegah bullying. Kita harus kuat untuk memberikan informasi agar pelaku betul-betul diberikan efek jera," ucap Arzeti. 

Lebih lanjut, Legislator dari Dapil Jawa Timur I ini menekankan budaya bullying di lingkungan pendidikan harus dihapuskan apapun bentuknya. Baik verbal maupun non-verbal, Arzeti menyebut tindakan perundungan tidak dapat dibenarkan.

"Tradisi bullying harus disetop, tidak ada pembenaran dari aksi perundungan apapun alasannya. Ini tindakan tidak bermoral dan tidak manusiawi,” tegasnya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut