Idul Fitri 1444 H Berpotensi Berbeda, Ini Imbauan Wapres Ma'ruf Amin
JAKARTA, iNews.id - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin meminta umat Islam untuk saling menjaga toleransi dan kerukunan meski ada potensi perbedaan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. Hal itu ditegaskan Wapres usai melakukan kunjungan kerja di Gorontalo beberapa waktu lalu.
Imbauan itu disampaikan Wapres seiring dengan penolakan pemberian izin penggunaan fasilitas publik untuk salat Idul Fitri yang berbeda dengan pemerintah di sejumlah daerah pada 21 April 2023.
Diketahui, Muhammadiyah dengan menggunakan hisab hakiki Wujudul Hilal telah menetapkan 1 Syawal 1444 H akan jatuh pada Jumat (21/4/2023). Sementara itu, organisasi lain seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) masih akan menggelar sidang isbat (penetapan) 1 Syawal 1444 H pada tanggal 20 April 2023 mendatang.
“Saling toleransi, ya Lebaran sesuai dengan keyakinannya dengan hitungannya. Dulu memang agak konflik, tapi belakangan tidak (konflik) karena kita terus sosialisasi edukasi, sekarang rukun-rukun saja,” kata Wapres, Selasa (18/4/2023).
Wapres mengatakan setiap lembaga memiliki metode masing-masing untuk menetapkan kalender Hijriah. Seperti halnya kesepakatan visibilitas (imkan) rukyah menurut Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), di mana ketinggian hilal harus 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
“Iya ini kan memang ada perbedaan kriteria dalam menetapkan. Yang satu inkanurukyat itu di pemerintah menggabungkan hisab dan rukyat. Jadi kemudian hisabnya itu dihitung berapa tingginya tetapi harus dihitung kalau hisabnya di bawah dua itu tidak imkan. Ini kesepakatan termasuk (negara) ASEAN itu segitu. Jadi walaupun dia sudah diatas ufuk tapi di bawah dua derajat itu metode inkanur rukyat,” kata Wapres.
“Tapi Muhammadiyah memang menggunakan Wujudul Hilal, asal wujud, asal ada saja, walaupun setengah derajat masuk, nah ini beda,” kata Wapres.