Imperialisme: Pengertian, Latar Belakang, Bentuk, Dampak dan Negara yang Menerapkannya
b. Imperialisme Modern
Imperialisme modern berkembang di dunia sejak abad ke-19 memiliki tujuan memperluas daerah jajahan untuk dimanfaatkan sebagai daerah penanaman modal (kapital), misalnya sebagai daerah pasar hasil industri, sebagai daerah sumber tenaga buruh yang murah.
c.Imperialisme Ultramodern
Bentuk imperialisme ultramodern ini terjadi setelah perang dunia II hingga saat ini. Imperialisme ini menekankan pada penguasaan mental, ideologi dan juga psikologi terhadap bangsa atau negara lain.
Imperialisme di Indonesia telah lama dilakukan oleh bangsa Eropa. Diketahui, Eropa sudah sejak abad ke-15 melakukan hal tersebut ke seluruh dunia, hingga pada akhirnya masuk ke Indonesia.
Massuknya bangsa Eropa ke Indonesia memiliki beberapa sebab, seperti jatuhnya Konstantinopel di Laut Tengah oleh kekuasaan Turki Usmani pada tahun 1453, merosotnya perekonomian dan bahkan perdagangan bangsa Eropa sehingga terjadinya revolusi industri.
Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani di tahun 1453 menyebabkan akses bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah yang lebih murah di Laut Tengah menjadi tertutup. Akibatnya, harga rempah di Eropa meningkat tajam.
Bangsa Eropa yang kemudian terdorong untuk mencari dan akhirnya menemukan wilayah-wilayah penghasil rempah. Akhirnya, ia pun terbawa ke wilayah baru yang berada di Timur Eropa.
Sayang, hal tersebut membuat Eropa berambisi untuk menguasai berbagai negara untuk keuntungan ekonomi serta kejayaan politik, seperti Indonesia. Akibatnya, mereka melakukan imperialisme, karena rempah-rempah pada saat itu masih menjadi komoditas yang sangat laris di Eropa.