Jalan Hidup Kahardiman: dari UGM ke TNI AU, Ditempa Benny Moerdani, Melesat Jadi Hakim Agung
Salah satu yang diusut yakni dugaan korupsi di Pertamina yang ditengarai melibatkan Haji Achmad Thahir. Dugaan rasuah itu terkuak justru setelah Thahir yang asal Palembang itu meninggal. Anaknya, Kartika Thahir, mendatangi bank dan mencairkan duit 8,3 juta mark Jerman dan 608.959 dolar AS.
Dirut Pertamina ketika itu, Piet Harjono, meyakini uang yang akan ditarik Kartika milik Pertamina. Kahardiman turut dilibatkan mengenai perkara ini mengenai urusan hukumnya. Beberapa kali tentara yang semasa kecil berjualan kecap itu berdiskusi dengan Brigjen TNI Djaelani (pihak ABRI) dan Albert Hasibuan (pengacara Pertamina).
“Kami pun berdiskusi bagaimana cara agar rekening yang dicurigai sebagai hasil korupsi Thahir dapat terblokir,” ucapnya. Kahar setelah berkonsultasi ke Bank Indonesia hingga terbang ke Singapura berhasil melaksanakan tugas itu.

Tepat 1 Juni 1994 Kahardiman dilantik menjadi Hakim Agung di Mahkamah Agung. Percakapan dengan Deputi KSAU hampir 10 tahun lamanya dahulu seperti menjadi kenyataan. Bekerja di lembaga yudikatif, berbagai tantangan baru juga muncul. Satu yang pasti: mafia peradilan!
Kahar pensiun dengan pangkat marsekal muda. Banyak koleganya menaruh hormat atas dedikasi, kerendahan hati, kecerdasan dan kepiawaiannya di bidang hukum. “Senior saya Marsda TNI (Purn) Kahardiman saya kenal pada tahun 1980-an sebagai seorang yang pandai, rendah hati dn bijak,” kata Kepala BIN 2001-2004 Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono pada pengantar buku ‘Hakim Agung Kahardiman’.
Pendapat senada dilontarkan Ketua Mahkamah Konstitusi (2013-2015) Hamdan Zoelva, juga aktivis Hariman Siregar.
Oh ya, dalam karier militernya Kahardiman juga pernah mengusut misteri Dana Revolusi yang konon bernilai triliunan rupiah. Betulkah dana itu ada? Semua terungkap dalam buku setebal 448 halaman dan berisi 32 bab tersebut.
Editor: Maria Christina