Jelang Pemilu 2024, Ketua Umum PBNU Imbau Masyarakat Jauhi Ajakan Tak Konstruktif

JAKARTA, iNews.id - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia menetapkan sikap dan mengeluarkan imbauan dalam menghadapi Pemilu 2024. Imbauan terutama diberikan kepada para warga NU dan masyarakat umum.

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menjelaskan Pemilu Serentak 2024 akan berlangsung kurang dari 6 bulan.

Shutdown AS Mungkin Berakhir setelah 40 Hari yang Melumpuhkan

“Seperti sudah sering saya sampaikan bahwa NU tidak boleh menjadi kompetitor di dalam dinamika yang ada dan PBNU tidak akan menempatkan diri sebagai pihak di dalam kompetisi yang berlangsung,” ucap Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (15/9/2023).

Selain itu, Gus Yahya juga mengimbau agar masyarakat menjauhi segala ajakan tidak konstruktif yang dilakukan oleh para aktor politik. Baginya, keselamatan dan ketenteraman bangsa jauh lebih berharga.

PBNU: Revolusi Mental Kini Sasar Pelajar NU

“Keselamatan kita ini jauh lebih berharga, ketenteraman jauh lebih berharga, kebijakan pemerintah kita boleh setuju, boleh tidak setuju tapi yang paling utama bahwa kita, keluarga kita, handai taulan kita harus tetap punya kesempatan untuk hidup dengan tenteram dalam keadaan apa pun. Itu yang paling penting,” tuturnya.

Menurut dia, PBNU terus menjaga komitmennya untuk mendukung proses pemilihan umum yang mengedepankan rasa tenang dan tenteram bagi masyarakat. Karenanya, dia mengimbau kepada aktor politik untuk tidak membuat kegaduhan di tengah proses demokrasi.

“Kami mengajak kepada seluruh masyarakat untuk berupaya menjaga ketenangan, ketenteraman, dan pesan ini tentu pertama kali kami sampaikan dan paling utama kami sampaikan kepada para aktor politik,” kata dia.

Para aktor politik diminta tidak membuat manuver-manuver yang mengganggu ketenteraman, ketenangan, apalagi keselamatan masyarakat di tengah persaingan ketat kompetisi politik.

Menurutnya, model pertarungan politik yang kini lazim dilakukan aktor-aktor politik kerap dimulai dari pertarungan di platform internet dengan menyebarkan hoaks dan sebagainya.

“Kami menyerukan agar hal-hal yang dapat mengancam ketenteraman dan kesentosaan masyarakat ini jangan sampai dilakukan oleh aktor politik. Mari semuanya melaksanakan kompetisi secara rasional, tenang, dan peduli kepada ketenteraman dan keselamatan masyarakat," ujarnya.

"Jangan hanya karena ingin menang lalu membuat masyarakat menjadi korban dari pertarungan yang berlangsung,” ucap dia.

Gus Yahya menegaskan PBNU telah menyepakati sejumlah parameter terkait hal tersebut. Pertama, pengurus di lingkungan PBNU boleh membuat artikulasi publik terkait dengan dinamika politik, namun tidak boleh mengatasnamakan lembaga (NU) dan tidak boleh menyimpang dari koridor norma-norma dan haluan Nahdlatul Ulama.

“Kalau mengatasnamakan lembaga itu substansinya harus merupakan hasil rapat atau hasil permusyawaratan. Kalau tidak merupakan hasil permusyawaratan, itu berarti adalah opini pribadi, bukan opini lembaga,” tutur dia.

Editor: Rizal Bomantama