Kementan Dorong Pemanfaatan Teknologi Molekuler untuk Pengawasan Mutu Benih
 
                 
                Di Indonesia, aplikasi teknik rekayasa genetik dalam perakitan PRG masih dihadapkan banyak tantangan, seperti biaya mahal (proses dan analisis keamanan hayati), time-consuming (proses dan persyaratan sebelum pelepasan), dan regulasi komplek.
“Teknik genome editing mempunyai prospek besar untuk perbaikan tanaman pertanian dalam hal ini perlindungan tanaman karena lebih sederhana, presisi dan relatif lebih cepat,” tuturnya.
Sementara itu, Dosen Program Studi Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman IPB University Prof Muhamad Syukur menyebutkan mendorong langkah pemerintah dalam melakukan pengawasan benih dengan teknologi molekuler. Sebab memiliki manfaat yang banyak bagi pendataan varietas lokal dan lainnya.
“Manfaat pendaftaran varietas lokal dan hasil pemuliaan untuk kepentingan pengumpulan data mengenai varietas lokal, varietas yang dilepas, atau varietas hasil pemuliaan yang tidak dilepas, serta data mengenai hubungan hukum antara varietas yang bersangkutan dengan pemiliknya dan atau penggunanya,” ucapnya.
Sementara itu, perwakilan Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH) Amiyarsi Mustika Yukti mengatakan, pihaknya telah melaksanakan PMV Metode. Ini untuk memberikan pelayanan permintaan uji pelanggan dalam rangka sertifikasi benih.
“Adanya sertifikasi ini sangat penting untuk kebenaran benih sumber, Kemurnian atau kebenaran varietas benih untuk pelepasan Pohon Induk Tunggal dan Arbitrase dalam Penerapan Hasil Uji DNA dalam pengawasan mutu benih,” kata Amiyarsi.
(CM)
Editor: Rizqa Leony Putri