Kepolisian Australia Bantu Pertajam Gambar CCTV Penyerang Novel
JAKARTA, iNews.id – Sebelum merilis dua sketsa wajah pria yang diduga pelaku penyerang Novel Baswedan, aparat Polda Metro Jaya bekerja keras untuk mempertajam gambar closed circuit television (CCTV) di lokasi kejadian. Polda meminta bantuan kepolisian Australia (Australian Federal Police/AFP) untuk memperbaiki gambar itu.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Aziz menuturkan, meski berhasil menyelesaikan sketsa dua pelaku penyerangan, sejauh ini polisi kesulitan mengungkap identitas mereka. ”Tapi kami serius untuk segera menuntaskan kasus ini,” kata Idham di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta, Jumat (24/11/2017)
Idham menuturkan, untuk mengungkap kasus tersebut polisi telah memeriksa 66 saksi selama tiga bulan terakhir. Dari pemeriksaan itulah muncul keterangan dari saksi S dan N yang mengerucut pada dua orang. Mereka diduga kuat sebagai pelaku penyiraman air keras.
Meski belum mengetahui identitas pelaku, tim khusus Polda Metro Jaya telah melakukan beberapa pemetaan, mulai motif dan latar belakang pekerjaan. "Kita lakukan dua langkah, induktif dan deduktif menyangkut motif, diri dia, keluarga, latar belakang pekerjaan dia kita sudah mapping," ujar jenderal bintang dua ini.
Penyidik senior KPK Novel Baswedan diserang orang tak dikenal seusai salat subuh di Masjid Al Ikhlas dekat rumahnya, 11 April 2017. Akibat serangan itu, Novel terluka parah terutama matanya. Hingga kini dia masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Singapura.
Kasus serangan Novel ini menjadi perhatian karena belum juga terungkap meski sudah berlangsung lebih dari enam bulan. Serangan ini juga memunculkan berbagai spekulasi terkait dengan posisi Novel sebagai penyidik KPK.
Novel memimpin sejumlah penyidikan kasus korupsi kelas kakap, mulai dari proyek simulator di Korlantas Polri hingg KTP elektronik (e-KTP) di Kementerian Dalam Negeri. Muncul dugaan serangan ini diskenario untuk menghabisi Novel dan juga melemahkan KPK.
Karena belum terungkap, muncul desakan dari berbagai kalangan agar dibentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) kasus penyiraman air keras. Namun Mabes Polri menilai pembentukan TGPF belum perlu.
Idham memastikan polisi berupaya menuntaskan kasus ini semaksimal mungkin karena tim Indonesia Automatic Fingerprints Identification System (Inafis) Mabes Polri juga mengawasi pengusutan kasus ini. "Kami diaudit investigasi, diawasi Mabes Polri. Tujuannya untuk mengawasi mengontrol apakah pelaksanaan penyelidikan sesuai jalur," tutur Idham.
Kendati demikian, dia juga berharap masyarakat membantu jika mengetahui informasi tentang orang yang diduga pelaku tersebut ke nomor telepon 081398844474.
Editor: Zen Teguh