Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : KPK Sebut Penyelidikan Dugaan Korupsi Whoosh terkait Pembebasan Lahan
Advertisement . Scroll to see content

Ketua KPK Anggap Pegawai yang Kenakan Kopiah Haji saat Bertugas Tak Inklusif

Rabu, 20 November 2019 - 14:39:00 WIB
Ketua KPK Anggap Pegawai yang Kenakan Kopiah Haji saat Bertugas Tak Inklusif
Ketua KPK Agus Rahardjo. (Foto: iNews.id/Ilma De Sabrini)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo, mengingatkan agar pegawainya tetap mengedepankan independensi saat bekerja. Dia pun meminta para pegawai antirasuah untuk tidak mengenakan atribut atau simbol-simbol yang mengasosiasikan agama tertentu saat bertugas.

“Jadi kawan-kawan semua, tujuan kita bertemu hari ini adalah marilah kita apalagi sebagai penegak hukum, Pak Saut (Wakil Ketua KPK Saut Situmorang) sebutnya apa? Inklusif selalu, imparsial selalu, di tengah,” ucap Agus di Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Hal tersebut disampaikan Agus saat menyampaikan sambutan dalam acara “Silaturahmi Kebangsaan dan Doa Bersama” di Gedung KPK, Jakarta. KPK juga mengundang penceramah KH Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq mengisi kajian dalam kegiatan itu.

“Jadi kita sebagai penegak hukum harus memikirkan imparsial, bayangkan kalau kita menangkap orang dengan menggunakan kopiah haji, yang ditangkap dari agama lain bagaimana? Itu tidak boleh. Iya kan? Jadi kita harus menjaga independensi kita, imparsial kita,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Agus juga menyatakan, berdirinya KPK adalah untuk memperkuat eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Tujuan kami memang ingin mempertebal rasa kebangsaan kita. KPK dari berdiri untuk memperkuat eksistensi NKRI. Itu harus ditanamkan di benak kita masing-masing. Merawat Indonesia yang sebesar ini sungguh beratnya luar biasa, sangat kompleks sangat kompetitif,” kata dia.

Agus pun mencontohkan, pecahnya negara Yugoslavia pada 1991 yang disebabkan karena perbedaan agama dan suku. “Teman-teman yang usianya sama seperti saya atau di bawah sedikit dari saya anda mungkin ingat tahun 1991, negara Yugoslavia pecah jadi tujuh negara, itu karena perbedaan sejarah agama dan suku. Ingat? Hari ini tidak ada Yugoslavia lagi, jadi tujuh (negara),” ujar Agus.

Oleh karena itu, kata dia, seharusnya Indonesia berbangga karena founding fathers Republik Indonesia sudah sepakat dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Sebelumnya, KPK pada Selasa (19/11/2019) kemarin juga telah mengundang Ustaz Abdul Somad mengisi kajian dengan tema integritas.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut