Kisah Halim Perdanakusuma Serang 3 Wilayah yang Dikuasai Musuh, Bikin Belanda Murka
Selain mengantarkan Keegan pulang, misinya adalah untuk melakukan penjajakan lebih jauh tentang kemungkinan pembelian senjata dan pesawat serta melakukan inspeksi terhadap perwakilan RI dalam mengatur penukaran dan penjualan barang-barang yang berhasil dikirim dari dalam negeri dan berhasil memasukan barang-barang dari Singapura ke daerah RI menembus blokade udara Belanda.
Dalam perjalanan kembali inilah pesawat terjebak dalam cuaca buruk di daerah Perak Malaysia, yang disertai dengan kabut tebal yang menghalangi pandangan sang pilot sehingga pesawat jatuh di pantai. Malapetaka itu tepatnya terjadi di Labuhan Bilik Besar, antara Tanjung Hantu dan Teluk Senangin di Pantai Lumut.
Berita jatuhnya pesawat RI-003 ini mendapat perhatian luar biasa dan disiarkan oleh surat kabar berbahasa Inggris The Times dan Malay Tribune yang terbit pada tanggal 16 Desember 1947.
Almarhum Abdul Halim Perdanakusuma meninggalkan seorang istri bernama Koesdalinah yang pada waktu itu tengah mengandung empat bulan. Sebelum berangkat tugas, ia berpesan kepada istrinya, jika kelak anak yang lahir laki-laki agar kelak diberi nama Ian Santoso, maksudnya untuk mengenang sahabat karibnya sewaktu perang dunia II di Eropa.
Selanjutnya Ian Santoso mengikuti jejak ayahnya menjadi prajurit TNI AU sebagai penerbang pada Skadron Udara 17 di Lanud Halim Perdanakusuma. Jabatan terakhir Marsdya TNI Purn Ian Santoso Perdanakusuma adalah sebagai, Kepala Badan Intelijen Strategis (Ka BAIS) TNI.
Sedangkan nama Halim Perdanakusuma diabadikan mengantikan nama Pangkalan Udara, Cililitan, untuk menghargai dan menghormati jasa-jasa atas pengabdiannya terhadap bangsa dan negara khususnya terhadap Angkatan Udara.
Editor: Faieq Hidayat