Kisah Orang Tua soal PPDB: Anak Gagal Masuk Sekolah Favorit gegara Sistem Kuota Jalur Non-Akademik
Heidi menjelaskan kuota yang dapat diakses oleh siswa pada jalur prestasi non-akademik ini hanya 5 persen dari kuota penerimaan. Sedangkan sisanya adalah kuota melalui jalur nilai akademik.
"Kebetulan selain kuota jalur prestasi non-akademik tidak terlalu banyak, ternyata yang menentukan untuk diterima calon siswa dalam PPDB-nya berdasarkan prestasi akademiknya. Sayang saja kuota siswa baru berdasarkan nilai akademik ini lebih dominan," ucap Heidi.
Heidi yang merupakan warga Poltangan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan ini pun akhirnya memasukkan putranya ke Sekolah Atlet di Ragunan, Jakarta Selatan. Meski demikian, Heidi mengaku masih sedikit kecewa karena baginya prestasi siswa tidak melulu hanya dilihat berdasarkan akademik nilai rapor saja.
Ia pun berharap agar pemerintah ke depannya lebih memerhatikan siswa yang memiliki prestasi non-akademik dengan menambah kuota penerimaan.
"Bagi saya sih prestasi itu kan juga dilihat lagi, peroleh prestasi itu tidak selalu harus hadir di sisi akademik sebagai penentu utama. Semua anak masing-masing memiliki kelebihannya, saya berharap sih ke depannya untuk kuota penerimaan jalur prestasi non-akademik untuk diperbanyak," ucap Heidi.