KNKT: Sensor Penerbangan Lion Air JT 610 Alami Gangguan

Rabu, 28 November 2018 - 18:13:00 WIB

KNKT mengungkapkan sensor penerbangan Lion Air JT 610 mengalami gangguan sebelum jatuh di Tanjung Karawang, Senin (29/10/2018)

JAKARTA, iNews.id - Pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung, Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) ternyata mengalami gangguan Angle of Attack (AoA) atau gangguan sensor penerbangan. Demikian disampaikan Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Kapten Nurcahyo Utomo.

Dia mengungkapkan, adalah co-pilot Hervino yang pertama kali melaporkan pesawat mengalami permasalahan kontrol penerbangan. Setelah itu, Hervino melaporkan gangguan tersebut kepada petugas pemandu lalu lintas penerbangan (ATC).

Berapa Kali Israel Melanggar Gencatan Senjata Gaza?

"Dari Flight Data Recorder (FDR) diketahui bahwa sensor Angle of Attack yang di kiri dan di kanan ada perbedaan 20 derajat. Yang kiri lebih tinggi," ucap Nurcahyo di Kantor KNKT, Jakarta Pusat, Rabu (28/11/2018).

AoA adalah sensor yang terdapat di bagian depan pesawat tepatnya di bagian kanan dan kiri wajah pesawat. Untuk diketahui, AoA telah mengalami masalah sejak penerbangan dari Bali menuju Jakarta.
AoA milik Pesawat Lion Air dengan registrasi PK-LQP juga pernah diperbaiki di Florida, Amerika Serikat.

Penyebab Lion Air Jatuh, Pakar: Pilot Sulit Kendalikan Hidung Pesawat

"Tapi apakah karena AoA atau bukan kita enggak tahu ya," ujar Nurcahyo.

AoA, dia menjelaskan, jika terkena angin akan mampu naik salah satu bagiannya. Jika bagian lainnya tertutup maka badan pesawat akan terdiam, dan itu bisa terjadi pada jatuhnya pesawat nahas tersebut.

Investigasi Lion JT 610 Jatuh, KNKT: Terjadi Flight Control Problem

"Tapi setelah dia bergerak penunjukannya akan efektif," kata Nurcahyo menegaskan.

Dari hasil investigasi ini, KNKT mengirim dua rekomendasi kepada Lion Air. Pertama meminta Lion Air menjamin implementasi operation manual part A subchapter 1.4.2 dalam rangka meningkatkan budaya keselamatan, serta meminta maskapai untuk memberikan jaminan kepada pilot dalam mengambil keputusan untuk meneruskan penerbangan.

"Kedua menjamin semua dokumen operasional diisi dan didokumentasikan secara tepat," ucap Nurcahyo.

Editor: Djibril Muhammad