Korban Dugaan Pelecehan Rektor Universitas Pancasila Minta Perlindungan ke LPSK
JAKARTA, iNews.id - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menerima permintaan perlindungan dari salah satu korban dugaan pelecehan seksual oleh Rektor Universitas Pancasila (UP). Permohonan dilayangkan siang tadi.
"Sudah, baru siang tadi permohonannya masuk dari satu orang korban," kata Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi, Minggu (25/2/2024).
LPSK saat ini tengah melakukan kajian terhadap permintaan tersebut sebelum memutuskan apakah akan disetujui atau tidak.
"Sesuai undang-undang, kami harus dalami sifat penting keterangan, situasi ancaman yang dihadapi, kondisi medis atau psikologis pemohon, dan rekam jejak pemohon," tutur Edwin.
Proses kajian ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar 30 hari. Setelah itu, LPSK akan memutuskan apakah akan memberikan perlindungan kepada korban dan langkah apa saja yang akan diambil.
Kasus dugaan pelecehan seksual oleh Rektor UP ini telah menjadi sorotan publik. Sejumlah korban telah berani angkat bicara dan menceritakan pengalaman mereka.
LPSK mengimbau kepada para korban lainnya untuk tidak ragu melapor dan meminta perlindungan.
"LPSK siap memberikan perlindungan kepada para korban, baik secara fisik maupun psikologis," kata Edwin.
Sebelumnya, Universitas Pancasila Jakarta merespons laporan ke Polda Metro Jaya atas dugaan pelecehan. Rektor Universitas Pancasila Jakarta inisial E diduga melecehkan penjabat bidang kehumasan inisial R.
"Kami sudah mendengar mengenai adanya pelaporan tersebut, kami juga mencermati pemberitaan yang muncul di media," ujar Kabiro Universitas Pancasila, Putri Langka saat dikonfirmasi iNews.id, Sabtu (24/2/2024).
Putri mengaku tetap menunggu proses hukum yang sedang berjalan di Polda Metro Jaya.
"Kami juga menghormati pihak-pihak yang terlibat lainnya, baik pelapor maupun terlapor. Kami selalu berpegang pada prinsip praduga tak bersalah sampai pada putusan hukum ditetapkan," ujarnya.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq