Kualitas Demokrasi Indonesia Dinilai Menurun dan Belum Dewasa
Dia menuturkan, hal yang sama juga berlaku dengan pengamat dari berbagai perguruan tinggi. Di antara mereka banyak yang memakai jas objektivitas, namun juga menjadi pihak salah satu paslon tanpa disadari. “Inilah yang membuat kualitas demokrasi kita agak jadi turun itu dalam komunikasi publik,” kata dia.
“Dari segi prosedur demokrasi oke, sudah meningkat partisipasi meningkat, tetapi dari segi substantif demokrasi agak turun karena ada kualitas dan integritas yang kurang,” ujar Jimly pula.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode pertama itu juga menilai bangsa Indonesia belum dewasa dalam berdemokrasi dengan sistem dua kubu. Dia mencontohkan, di Amerika Serikat yang sistem politiknya selalu terbelah menjadi dua kubu bahkan sejak sebelum merdeka, namun memiliki kekuatan yang sangat besar di bidang ekonomi, teknologi, militer, dan politik.
Di Amerika terjadi pembelahan dua kelompok politik yaitu di Partai Demokrat yang dekat dengan buruh, dan Partai Republik yang menjadi representasi para pengusaha. Pertentangan dua kubu tersebut sangat sengit sudah sejak lama hingga saat ini, meski di Negeri Paman Sam tersebut terdapat banyak partai lainnya. Tetapi dengan adanya pertentangan dua kubu yang sengit tersebut, Amerika tetap menjadi negara adidaya yang maju dalam berbagai bidang.
Jimly menegaskan, yang menjadi perbedaan antara Amerika Serikat dan Indonesia dalam sistem perpolitikan dua kubu adalah pandangan dalam memahami urusan kenegaraan. “Pertentangan pendapat di antara dua golongan (Parrtai Demokrat dan Partai Republik di AS) ini sengit sekali, tapi untuk hal-hal yang sifatnya objektif, rasional, dan duniawi. Nah, di Indonesia ini, dua kubu ini ada kaitan dengan akhirat, ini yang jadi masalah,” kata Jimly.