Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Didemo karena Gagal Berantas Korupsi, PM Bulgaria Mundur
Advertisement . Scroll to see content

Mahfud MD Ungkap Penyakit Jelang Pemilu, dari Politik Uang hingga Identitas

Selasa, 08 Agustus 2023 - 11:38:00 WIB
Mahfud MD Ungkap Penyakit Jelang Pemilu, dari Politik Uang hingga Identitas
Menko Polhukam Mahfud MD mengungkap sejumlah penyakit yang biasa muncul jelang pemilu. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan pemilu merupakan salah satu implementasi yang paling penting dalam pelaksanaan demokrasi dengan tujuan memberikan dan menjamin penggunaan hak konstitusional setiap warga negara. Untuk itu, perlu adanya antisipasi agar tidak terjadi pelanggaran yang dapat membatalkan dan menodai pelaksanaan pemilu.

Menurutnya, ada dua penyakit pemilu yang perlu diantisipasi sejak dini yakni politik uang dan politik identitas

"Kemungkinan atau sering terjadinya politik uang, politik uang yaitu upaya memenangkan pemilu melalui pembelian dukungan," kata Mahfud dalam Forum Diskusi Sentra Gakkumdu 'Wujudkan Pemilu Bersih' di Jawa Timur, Selasa (8/8/2023). 

Dia pun menjelaskan beberapa modus politik uang yang pernah terjadi sebelumnya.

"Banyak, ada yang borongan melalui botoh botoh melalui pejabat di desa, di kecamatan, di KPU, banyak lho di KPU meski pun sudah independen, karena KPU bukan hanya Jakarta, itu ada sampai di daerah bahkan sampai ke tingkat TPS itu sebenarnya orang-orangnya KPU semua," ucapnya. 

Tidak hanya melalui pejabat daerah, Mahfud menjelaskan politik uang juga sering dilakukan melalui serangan fajar. 

Kemudian penyakit kedua yang kerap terjadi yaitu penyebaran berita bohong yang berisi fitnah terhadap lawan politik serta menimbulkan perpecahan. 

"Membuat fitnah mencaci-maki sesukanya atas nama demokrasi atas nama hak asasi. Ingat, para pendiri negara kita sejak awal sudah mengatakan demokrasi saja tidak boleh ada di negara ini, harus ada temannya demokrasi itu, yaitu nomokrasi," katanya. 

Menurutnya, 56 persen masyarakat khawatir akan terjadi perpecahan atau polarisasi dalam pelaksanaan pemilu. 

"Bentuknya itu tadi, fitnah kebohongan, pencemaran nama baik, bahkan politik identitas. Saya selalu mengatakan politik identitas itu berbahaya bagi kehidupan bangsa dan bernegara, berbeda dengan identitas politik," katanya. 

"Jadi politik identitas itu beda dengan identitas politik, setiap orang punya identitas politik punya ikatan primordial. Agama Islam, Kristen, dan Katolik. Suku Madura, Jawa, Bugis, Batak itu identitas. Ras Melayu, China, Arab, dan sebagainya. Nah itu identitas," katanya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut