Memaknai Hari Lebaran
Ketika kita berkunjung ke rumah tetangga, saudara atau teman, berbagai hidangan sudah tersedia. Kenangan waktu kecil dulu, ruang tamu seakan disulap jadi warung, menyediakan berbagai makanan yang tentu saja gratis.
Kata lain yang serumpun adalah lebur. Idul Fitri merupakan momentum seseorang untuk melebur ke dalam jaringan sosial yang penuh semangat perdamaian dan egaliter. Kita saling memaafkan dan menghargai sesama manusia yang pada dasarnya adalah baik.
Sikap lebur hanya dimungkinkan jika kita memiliki pandangan positif serta respek pada yang lain. Untuk ini diperlukan jiwa yang lebar atau luas.
Ini terlihat dan terasakan, ketika Idul Fitri tiba, jiwa kita menjadi lebar, lapang, karena sekat-sekat yang membatasi persaudaraan telah kita robohkan. Kita saling memaafkan dan mendoakan.
Dalam bahasa Sunda juga dikenal kata lubar, yang artinya lapang. Kalau semua itu kita wujudkan dengan sungguh-sungguh maka muncul istilah labur. Dalam masyarakat Jawa, labur berarti membuat pagar dan tembok menjadi putih kembali. Begitulah semangat Idul Fitri, semoga kita berhasil membuat hati, pikiran dan perilaku menjadi putih kembali.