Mengenal Biografi HB Jassin, Sang Kritikus dengan Gelar Adat Ti Molotinepa Wulito
Pada tahun 1975 ia menerima Doktor Honoris Causa dari Universitas Indonesia. Menurut Prof. Dr. Harsya W. Bachtiar, Dekan Fakultas Sastra Universitas Indonesia saat itu, pengetahuan orang tentang sastra Indonesia didasarkan pada pengetahuan yang dikembangkan oleh HB Jassin.
Pada tahun 1970, Jassin dituduh menghina agama Islam karena cerpen Kipandjikusmin "Langit Makin Mendung" dalam majalah Sastra pada Agustus 1968. Untuk itu, ia diajukan ke pengadilan dan dijatuhi hukuman bersyarat satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun.
Pleidoinya atau pembelaannya yang berjudul "Pembelaan Imajinasi" merupakan salah satu dokumen historis terpenting mengenai sastra Indonesia. Jassin sempat ikut menandatangani Manifes Kebudayaan, yang dimana hal ini membuat ia dipecat dari Fakultas Sastra, Universitas Indonesia.
Asisten Residen Gorontalo tahun 1939
Redaktur Balai Pustaka tahun 1940 - 1942
Dosen di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia tahun 1953 - 1959
Dosen luar biasa di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia tahun 1961
Lektor tetap di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia tahun 1973 hingga pensiun
Departemen Pendidikan Nasional tahun 1954 - 1973
Redaktur majalah Poedjangga Baroe tahun 1940 - 1942, Pandji Poestaka tahun 1942 - 1945, Pantja Raja tahun 1945 - 1947, Mimbar Indonesia tahun 1947 - 1956, Zenith tahun 1951 - 1954, Bahasa dan Budaya tahun 1952 - 1963, Kisah tahun 1953 - 1956, Seni tahun 1955, Sastra tahun 1961 - 1964 dan 1967 - 1969, Medan Ilmu Pengetahuan, Buku Kita, dan Horison tahun 1975 - 1980