Menko PMK Dorong Pengembangan Kurikulum Siaga Bencana di Sekolah
 
                 
                JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mendorong agar kesiapsiagaan bencana harus dikembangkan menjadi kurikulum praktis. Tujuannya agar dapat ditanamkan dengan baik kepada anak-anak usia dini sehingga mereka tahu cara yang tepat merespons bencana.
Hal itu diungkapkan Menko PMK saat menghadiri kegiatan puncak acara Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun 2023. Dia menegaskan kesiapsiagaan bencana harus dilakukan terus menerus, tidak hanya ketika saat momentum acara besar saja.
 
                                “Saat ini kita sedang perjuangkan kurikulum praktis kebencanaan yang tentunya disesuaikan dengan jenis risiko bencana di tempat masing-masing. Sehingga anak-anak tidak hanya mengetahui apa saja jenis bencana tapi cara mencegah dan langkah respons ketika bencana terjadi,” kata Muhadjir, Kamis (18/5/2023).
Lebih lanjut, Muhadjir menyampaikan pentingnya melakukan siap siaga dengan sungguh-sungguh dan terukur agar dapat mengurangi risiko akibat bencana yang terjadi.
 
                                        Muhadjir mengingatkan kesungguhan masyarakat dalam memitigasi setiap potensi bencana dengan merujuk pada Surat Al Baqarah ayat 30. Selepas membacakan ayat Al Quran tersebut, dia menjelaskan bahwa manusia ditugaskan oleh Allah SWT ke bumi untuk menjadi khalifah yang dapat merawat dan menjaga keutuhan muka bumi.
“Kalau kita belajar di dalam Al Quran Surat Al Baqarah yang saya baca tadi, yang tidak kalah penting itu sebetulnya ulah tangan manusia yang membuat bencana itu terjadi. Bahkan sekarang ini menurut saya 70 persen bencana di dunia ini adalah oleh ulah tangan manusia,” ucap Muhadjir.
Muhadjir menerangkan di dalam ayat Al Quran tersebut terdapat dialog antara Allah dengan para malaikat yang melakukan protes terhadap pengutusan manusia karena hanya akan merusak bumi. Menurut Muhadjir, manusia perlu belajar tentang peringatan dari malaikat karena pada kenyataannya banyak kerusakan yang disebabkan oleh manusia akibat dari pembangunan yang tidak memperhitungkan risiko alam yang matang.
“Manusia perlu belajar dari peringatan malaikat, karena banyak sekali kerusakan di muka bumi ini akibat tangan manusia, akibat ulah manusia, sering berkedok pembangunan, tetapi justru kerusakannya yang harus dibayar jangka panjang,” tutur Muhadjir.