Mentan Amran Ungkap Pengamat Terlibat Kasus Proyek Fiktif Rp5 Miliar, Siapa?
Amran mengatakan, pengamat itu hanya bersuara lantang saat dirinya menjabat. Pada periode pertama kepemimpinannya 2014–2019 lalu, kritik-kritik tajam kerap dilontarkan.
Namun saat posisi Mentan dijabat oleh tokoh lain pada 2019–2023, suara sang pengamat nyaris tak terdengar. Kritik keras baru kembali mencuat pada akhir 2023 tepat setelah Amran kembali dilantik sebagai Mentan.
Amran menyoroti sebagian besar kritik dari pengamat tersebut hanya didasarkan pada asumsi tanpa dukungan data yang valid. Kritik-kritik itu mencakup program cetak sawah, food estate, kebijakan wajib tanam bawang putih 5 persen bagi importir, hingga program pompanisasi.
Dia menegaskan Kementan sangat terbuka terhadap kritik yang membangun dan berbasis data. Kritik konstruktif justru diperlukan untuk mendorong perbaikan dan kemajuan sektor pertanian.
Namun jika kritik dilandasi motif pribadi, hal tersebut merupakan penyalahgunaan peran intelektual yang merugikan negara.
“Kami terbuka terhadap kritik. Yang kami tolak adalah kritik yang tidak sesuai data, manipulatif, dan punya agenda terselubung. Apalagi jika kritik digunakan untuk menyamarkan konflik kepentingan, itu adalah bentuk penghianatan,” tutur dia.
Editor: Rizky Agustian