Muktamar IMM XVIII, Haedar Nashir Ingatkan Kader Jaga Persaudaraan
“Saya yakin IMM punya sejarah panjang sejak 1964. IMM sebenarnya hadir untuk menjawab tantangan pada saat itu yaitu ketegangan ideologi. Oleh karena itu, IMM harus dapat mengawal dan menjaga ideologi Pancasila di bawah tampuk pimpinan Muhammadiyah untuk keberlangsungan bangsa Indonesia,” ungkap Muhadjir.
Rektor UMM Dr Fauzan mengatakan, dengan adanya muktamar ini, UMM harus memahami bahwa IMM juga menjadi etalase yang memiliki kewajiban untuk menjaga nilai-nilai moral dan ideologi bangsa Indonesia. “IMM bukan hanya sebagai cerminan kader, tetapi sebagai cerminan Muhammadiyah juga,” ucap Fauzan.
Acara pembukaan muktamar diawali dengan penampilan tarian khas daerah Jawa Timur, yaitu Tari Bapang dan Tari Beskalan. Tak kalah menarik, pembaca Alquran dalam acara pembukaan tersebut adalah penyintas tunanetra. Sang qari bernama Ferdi Tri Khoirun Nidhom yang merupakan salah satu kader IMM Komisariat FIP Universitas Negeri Malang.
Untuk memeriahkan gelaran Muktamar XVIII IMM, panitia juga mengadakan Parade Budaya yang menampilkan beragam jenis kesenian dan kebudayaan. Selain itu, Muktamar XVIII IMM juga mengadakan bazar (pasar murah) yang dapat dinikmati oleh seluruh peserta muktamar mulai Kamis (2/8/2018) hingga Sabtu (3/8/2018).
Editor: Ahmad Islamy Jamil