Multidimensi Puasa
Yang penting bagi orang beriman adalah mematuhi perintahnya dengan benar dan tulus ikhlas, selalu berusaha mendalami makna dan hikmah yang terkandung, dan menata hati agar benar-benar ikhlas semata karena dan untuk Allah. Jangan kita rusak ibadah kita dengan mengharap pujian dari manusia.
Jadi, ada dimensi lahiriah ibadah puasa yang memang bisa diukur dan diamati, misalnya kapan mulai sahur, kapan berbuka. Juga berapa jumlah rakaat salat tarawih, apakah kita paham makna bacaan dan doa-doanya, semua itu bisa diukur. Bisa dilakukan tes bagi para siswa sekolah. Begitu pun dampak sosial dan ekonomi puasa, meskipun tidak persis dan akurat, kita bisa mengamati dan merasakannya.
Namun, dalam ibadah puasa terdapat rahasia ilahi yang nalar kita tidak sampai. Paling jauh nalar mencoba menafsirkan dan menggali hikmahnya. Adapun tujuan akhir perintah puasa adalah untuk meningkatkan ketakwaan.
Lagi-lagi, dimensi batin dari takwa adalah rahasia Allah. Meskipun ketakwaan seseorang itu rahasia Allah, sampai batas tertentu nilai ketakwaan itu terekspresikan dalam perilaku sosial seseorang, sehingga berbagai dimensi puasa itu saling mengisi dan melengkapi yang lain.*
*Artikel ini telah tayang di Koran SINDO
Editor: Zen Teguh