Terkait aksi demonstrasi besar pada Agustus lalu, dia menilai hal tersebut merupakan ekspresi masyarakat terhadap elite dan kebijakan negara yang tidak adil kepada masyarakat
“Jadi ada yang ingin saya sebut sebagai populis angry. Kemarahan populis, kemarahan rakyat yang ditujukan kepada elite, kepada pemimpin yang mereka kehilangan empati dan kepekaan terhadap penderitaan rakyat itu sendiri,” ujar dia.
Sementara itu, kanal-kanal yang seharusnya bisa menjadi jalan untuk perubahan sosial justru mampat. Hal ini membuat masyarakat memilih turun ke jalan untuk menyampaikan protes.
“Sekiranya masalah utama ekonomi ini tidak teratasi, maka kita hanya menunda waktu saja untuk terjadinya ledakan kemarahan publik yang semakin besar,” imbuhnya.
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku