Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : PP Muhammadiyah dan PBNU Dukung Usulan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional
Advertisement . Scroll to see content

PBNU Respons Usul Muhammadiyah soal Peniadaan Sidang Isbat: Tidak Bisa Tiba-tiba

Sabtu, 09 Maret 2024 - 15:46:00 WIB
PBNU Respons Usul Muhammadiyah soal Peniadaan Sidang Isbat: Tidak Bisa Tiba-tiba
PBNU merespons usulan Muhammadiyah untuk meniadakan sidang isbat. Usulan itu tidak bisa dijalankan secara tiba-tiba. (Foto: PBNU)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan sidang isbat sudah menjadi ketentuan yang ditetapkan melalui peraturan pemerintah. PBNU tidak setuju jika sidang isbat ditiadakan atau dihapus.

Usulan penghapusan sidang isbat disampaikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti beberapa waktu lalu. Alasannya, peniadaan sidang isbat akan menghemat anggaran negara.

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan, penyelenggaraan sidang isbat sudah menjadi aturan. Maka jika ada usul peniadaan, proses penghapusannya perlu proses panjang.

“(Penghapusan) sidang isbat itu tidak bisa tiba-tiba. Misalnya Menteri Agama tiba-tiba bilang tahun ini enggak ada sidang isbat, tentu kami akan protes juga karena ini sudah jadi aturan,” kata Gus Yahya dalam di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/2024).

Sidang isbat, kata Gus Yahya, diselenggarakan untuk menjaga harmoni masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri. 

“Sidang isbat ini diselenggarakan untuk tujuan agar harmoni masyarakat tetap terpelihara dalam Ramadan dan Idul Fitri. Setahu saya bahkan dulu yang mengusulkan sidang isbat itu Muhammadiyah,” ujar Gus Yahya.

Intinya, kata Gus Yahya, PBNU akan tetap mengikuti prosedur dan hasil sidang isbat yang ditetapkan oleh pemerintah. 

“Kami tetap saja berpegang pada pandangan bahwa awal Ramadan dan Idul Fitri itu ditentukan berdasarkan hasil rukyat hilal,” ujar dia. 

Karena ada aturan pemerintah melakukan sidang isbat, maka NU menyandarkan diri kepada hasil sidang isbat yang diadakan pemerintah. 

“Para kiai NU bahkan mengatakan tidak boleh mengumumkan pandangan yang berbeda dari pemerintah kalau sudah ada penetapan isbat dari pemerintah,” kata dia.  

Gus Yahya pun meminta masyarakat meningkatkan spiritualitas dan menghindari ceramah yang memuat provokasi selama bulan Ramadan.

"Mari kita manfaatkan bulan Ramadan ini untuk meningkatkan ikhtiar rohani kita," kata dia.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut