Pejuang Hebat versus Persenjataan Modern, Siapa yang Menang?
Dia seorang lelaki yang dilahirkan di Kamp Pengungsi Khan Younis tahun 1962, dilahirkan dan tumbuh dalam suasana penuh kemiskinan pascakemenangan perang Israel dalam "perang enam hari" pada tahun 1967. Dia pembunuh berdarah dingin, yang rela mati sebagai martir daripada harus dipermalukan Israel.
Dia pernah dipenjara oleh Israel selama 23 tahun sampai Israel menarik diri dari Gaza dan menutup jalur Gaza pada tahun 2005. Di penjara, dia belajar bahasa Ibrani dan bergabung dengan sesama kelompok militan lain dalam penjara. Dia memulai karier perangnya saat bergabung dengan Brigade Qassam (sayap Hamas), hingga akhirnya terpilih menjadi pimpinan Hamas dalam pemilihan rahasia tahun 2017.
Dialah Jahia Sinwar, pengganti Ismail Hanija yang setelah itu diangkat menjadi Politbiro dan tinggal di pengasingan Qatar. Tidak terhitung berapa kali Sinwar lolos dari serangan Israel. Dalam kejadian yang baru lalu, rumah Sinwar diluluhlantakkan oleh pasukan Israel.
Selain Sinwar, ada juga tokoh yang namanya tidak kalah melegenda karena dianggap sebagai dalang setiap serangan Hamas ke Israel. Tidak banyak yang tahu tentang tokoh yang satu ini karena dia bak hantu (demikian orang Gaza melebeli sifatnya). Ini semata-mata karena dia tidak pernah diam di satu tempat dalam semalam.
Tokoh ini juga adalah satu di antara orang yang paling dicari Israel selama ini dan nyatanya dia masih hidup. Dia pemimpin Brigade Izz el-Deen al-qasam (sayap Hamas). Dia berada di balik operasi militer di Jalur Gaza, termasuk dalang penyerangan Selasa 7 Oktober 2023 lalu.