Pencalonan Airlangga Hartarto di Pilpres 2024 Rasional dan Patut Diperhitungkan
JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto didorong untuk maju menjadi capres dalam Pemilu 2024. Airlangga dinilai memiliki kualitas dan kapabilitas.
Dorongan kuat itu disampaikan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Partai Golkar 2021 pada 5-6 Maret lalu. Para pemilik suara di Partai Golkar ingin Airlangga maju menjadi capres. Organisasi sayap, Kosgoro 1957, juga mengutarakan keinginan sama.
Analis Politik dari Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menjelaskan, dalam pencalonan seseorang sebagai capres di 2024, ada beberapa parameter. Parameter pertama yaitu kandidat-kandidat yang punya popularitas elektabilitas. Parameter kedua harus rasional dan berbasis kekuatan partai politik.
"Kalau parameter popularitas dan elektablitas seperti Anies (Gubernur DKI Anies Baswedan), Ganjar (Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo), dan lain-lain, punya probel dukungan partai politik. Mereka juga tidak punya keistimewaan untuk dapat dukungan politik," kata Adi saat dihubungi, Senin (8/3/2021).
Dosen FISIP UIN Jakarta ini menjelaskan, Anies populer dan memiliki elektabilitas bagus, tapi sampai saat ini belum ada yang melihat atau mau mendukung. Begitu pula, misalnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ganjar, atau Menteri Sosial Tri Rismaharini.
"Risma dan Ganjar juga populer tapi belum ada jaminan bahwa mereka akan didukung oleh PDIP. Apalagi pada saat yang bersamaan PDIP juga sangat tertarik untuk menyorongkan Puan maju bertanding dengan yang lain, karena saat ini adalah eranya Puan," kata dia.
Bicara parameter kedua, menurut Adi, Airlangga Hartarto sangat rasional untuk diperhitungkan di 2024. Dengan perolehan 12 persen suara Golkar di Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 lalu, tentu praktis bagi Golkar hanya butuh satu parpol lagi untuk mendaftarkan Airlangga bersama cawapres ke Komisi Pemilihan Umum.
Soal popularitas dan elektabilitas, bisa dimulai kerja politiknya dari sekarang, karena Airlangga kerja-kerja politik untuk pencapresan belum terlihat.
"Tapi ingat bahwa ketika suara Golkar dikonversi menjadi suara Airlangga tentu juga signifikan. Jika misalnya Airlangga dapat 3 atau 4 persen, sementara suara partai 12 persen, kalau 12 persen bisa dikonversi jadi suara itu lebih bagus," kata Adi.
Dengan demikian, secara kalkulasi matematis, Airlangga Hartarto jauh lebih rasional untuk bisa maju di 2024, karena dia saat ini adalah ketua umum partai besar dengan perolehannya 12 persen.
Tidak hanya itu, Airlangga saat ini juga menjabat sebagai Menko Perekonomian yang cukup strategis. Faktor-faktor ini bisa menjadi insentif untuk jalan panjang 2024, memenangkan Pilpres sekaligus Pileg 2024.
"Ingat, Pemilu 2024, Pileg dan Pilpres Serentak, partai-partai cenderung ingin memajukan kader sendiri ketimbang mendukung orang lain, karena berharap coattail effect itu, seperti yang terjadi pada PDIP dan Gerindra di Pilpres 2019. Itu yang kemudian membuat parpol mencalonkan ketumnya seperti Airlangga itu menjadi rasional untuk dicalonkan di 2024," tuturnya.
Adi mengingatkan, tujuan utama berkontestasi yakni ingin menang Pilpres, yang kedua tentu mengamankan Pileg dengan coattail effect tersebut.
“Itu kenapa saya bilang Airlangga rasional dan sangat patut diperhitungkan untuk 2024. Dia Ketum Partai besar kok, 12 persen dan yang paling penting untuk memaksimalkan coattail effect itu perlu memajukan kadernya sendiri barulah kerja-kerja politik," kata Adi.
Editor: Zen Teguh