Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mahfud MD Buka Suara soal Komite Reformasi: Memposisikan Polri Jadi Aset Penjaga dan Pemaju NKRI
Advertisement . Scroll to see content

Pengamat Sebut Mahfud MD Mundur Jadi Gerakan Moral, Pengingat bagi Menteri Lain

Kamis, 01 Februari 2024 - 09:38:00 WIB
Pengamat Sebut Mahfud MD Mundur Jadi Gerakan Moral, Pengingat bagi Menteri Lain
Pengamat menilai keputusan Cawapres Nomor Urut 3 Mahfud MD mundur dari Menko Polhukam merupakan gerakan moral sekaligus pengingat bagi menteri lain. (Foto: TPN Ganjar-Mahfud)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pakar Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) Henri Subiakto menilai, langkah Cawapres Nomor Urut 3 Mahfud MD mundur dari Menko Polhukam sebagai gerakan moralitas. Dia memandang keputusan tersebut sebagai pengingat bagi menteri lain yang masih bertahan di Kabinet Indonesia Maju (KIM).

"Sebagai gerakan moral, mundurnya Mahfud dari kabinet, punya makna mengingatkan pada menteri-menteri lain, bahwa ada masalah moralitas jika tetap bertahan di pemerintahan yang presidennya sudah mengabaikan etika, melanggar kepatutan, bahkan merekayasa regulasi UU lewat keputusan di MK, serta mengabaikan rasa keadilan di masyarakat dalam berpolitik," kata Henri dalam keterangannya, Kamis (1/2/2024).

Dengan mengundurkan diri, kata Henri, Mahfud menunjukkan sikap tidak mendukung pelanggaran adab bernegara yang sudah dan tengah berlangsung. Dia merasa mundurnya Mahfud merupakan pesan untuk rakyat sekaligus bagi menteri lain.

"Termasuk pada menteri-menteri dari PKB, anak buah Cak Imin, misalnya. Sejak awal mereka mengatakan, paslon Anies-Imin itu simbol perubahan. Tapi sampai sekarang menteri-menteri dari koalisi perubahan tersebut masih adem sebagai anak buah Jokowi di pemerintahan. Itu terkesan tak hanya inkonsisten, tapi juga dinilai oportunis," kata dia.

"Begitu pula menteri dari Nasdem, tetap menjabat, tak beda dengan menteri-menteri pendukung koalisi Prabowo. Padahal Nasdem dan PKB itu sudah mendeklarasikan sebagai bagian dari antitesis Jokowi. Lalu apa bedanya dengan Prabowo dan menteri-menteri dari Golkar dan PAN?" ujarnya.

Henri menyebut persoalan moral dalam berpolitik itu bukan hal sederhana, melainkan masalah mendasar. Salah satunya seperti komitmen penghormatan pada norma agama, adab kepatutan, etika dan tata krama berpolitik bagi bangsa. 

Menurutnya, ini yang sedang dicontohkan oleh Mahfud MD. "Persoalannya maukah para menteri meninggalkan jabatan yang empuk dan membawa banyak kenikmatan? Rakyat yang akan melihat dan menilai," ujarnya.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut