Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mendikdasmen Ungkap Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Dipindahkan ke RS Polri
Advertisement . Scroll to see content

Penipu Berkedok Trading Kripto Ngaku Profesor dari AS, Singgung Pasar Saham bakal Runtuh

Jumat, 31 Oktober 2025 - 17:58:00 WIB
Penipu Berkedok Trading Kripto Ngaku Profesor dari AS, Singgung Pasar Saham bakal Runtuh
Pelaku dugaan penipuan dengan modus trading kripto mengaku sebagai ‘profesor’ yang memiliki sertifikat dari AS. (Foto: Ilustrasi/Freepik)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya membongkar kasus dugaan penipuan dengan modus trading kripto yang mengakibatkan korban mengalami kerugian hingga Rp3 miliar. Dalam menjalankan aksinya, pelaku juga mengaku sebagai ‘profesor’ yang memiliki sertifikat dari Amerika Serikat (AS).

Dalam kasus ini, sebanyak tiga orang ditangkap di Kalimantan Barat. Insial ketiganya yakni RJ, LBK, dan NRA. 

“Di situ ada pelaku yang mengaku sebagai seorang profesor yang memiliki kualifikasi dari Amerika Serikat,” ucap Kasubdit III Ditsiber Polda Metro Jaya AKBP Raffles Langgak Putra dalam konferensi pers, Jumat (31/10/2025).

Raffles menambahkan, dengan dalih tersebut, para pelaku menyebut pasar saham runtuh pada Juni. Pelaku kemudian meminta korban untuk mengalihkan ke investasi kripto hingga korban terperdaya.

"Pelaku pun melakukan percobaan di mana pada saat dia menyatakan bahwa saham tersebut akan naik besok, ternyata betul di besokan harinya saham tersebut naik. Sehingga membuat korban percaya bahwa profesor ini memiliki keahlian tersebut," kata dia.

"Kemudian profesor ini juga menyatakan bahwa di bulan Juni pasar saham akan mengalami keruntuhan, sehingga disarankan untuk segera mengalihkan investasi kepada aset keuangan digital atau mungkin yang lebih umum dikenal sebagai kripto, aset kripto," tuturnya.

Dia menyebut, para pelaku membuat akun kripto wallet dan mengambil rekening dari para nominee. Rekening itu kemudian diserahkan kepada sindikat scam di Malaysia.

Setelah rekening itu jadi, digunakan untuk untuk melakukan penipuan online hingga menerima upah dari setiap pembuatan rekening.

“Mengirimkan HP, Simcard, Buku Rekening dan Token dan juga nominee-nominee atas nama rekening-rekening tersebut kepada kurir yang telah disiapkan oleh jaringan sindikat scam di Malaysia untuk bekerja di Malaysia sebagai verifikator transaksi pada rekening-rekening yang digunakan," ucapnya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut