Perpustakaan Nasional Siapkan Layanan Digital di Tengah Wabah Covid-19
JAKARTA, iNews.id - Perpustakaan Nasional siap memberikan pelayanan pengetahuan secara maksimal di tengah wabah virus corona (Covid-19). Sejumlah layanan digital siap memanjakan kebutuhan informasi pemustaka dan masyarakat.
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando mengatakan, Perpustakaan Nasional mempunyai layanan Indonesia OneSearch (IOS), iPusnas dan Khastara yang bisa dieksplorasi dan dimanfaatkan seluas-luasnya untuk menambah pemahaman dan kemampuan intelektual seseorang.
IOS dinilai menjadi pintu pencarian tunggal untuk semua jenis koleksi publik dari perpustakaan, museum dan arsip di seluruh Indonesia. Portal IOS juga menyediakan akses ke sumber elektronik internasional (e-resources) yang dilanggan oleh Perpusnas bagi semua anggota IOS.
Selain mengenalkan IOS, layanan digital lain, yaitu Khastara dan iPusnas. iPusnas lebih dari sekedar aplikasi pembaca buku digital biasa. iPusnas sudah memuat tidak kurang satu juta buku baru. “iPusnas adalah surga bagi para pecinta buku digital,” ujar Syarif saat membuka Webinar tentang Literasi Digital di Masa Pandemi bersama Duta Baca Indonesia di Jakarta, Jumat (26/9/2020).
Pada kesempatan yang sama, Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab mengingatkan, bermain digital tanpa dibarengi kecakapan digital (literasi digital) akan menjadikan seorang menjadi pribadi yang rentan termakan hoaks.
Dia meminta pembaca untuk berhati-hati dan bijak dalam memanfaatkan digital dalam mencari informasi karena tanpa dikontrol ketat selain bisa berdampak pada kelelahan mata, juga mengakibatkan konsentrasi tidak utuh akibat teralu banyak muncul notifikasi (iklan) ketika membaca.
“Informasi yang terserap menjadi tidak utuh,” ucap Najwa.
Apalagi, kata dia sekarang masyarakat Indonesia salah satu negara yang paling aktif di media sosial, termasuk dalam urusan berkomentar di media sosial. Padahal, media sosial memiliki kerentanan cukup parah dalam penyajian informasi. Banyak kedustaan. Jika ini tidak disadari, menyebabkan manusia akan sulit berpikir kritis.
“Inilah yang dialami bangsa Indonesia. Rendah dalam kemampuan berpikir kritis akibat lebih percaya pada internet,” katanya.
Editor: Kurnia Illahi