Polri Prihatin Penyebaran Hoaks Menyusul Penganiayaan 2 Ulama di Jabar
JAKARTA, iNews.id - Polri prihatin dengan beredarnya informasi bohong atau hoaks menyusul terjadinya penganiayaan terhadap dua ulama di Jawa Barat. Bahkan, salah satu dari berita hoaks tersebut sempat viral lewat media sosial.
Sebuah kabar pengeroyokan tersiar dengan cepat dari Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Santri bernama Uloh mengaku menjadi korban penganiayaan, Sabtu, 3 Februari 2018 lalu. Pria 24 tahun itu mengaku dikeroyok oleh enam orang tak dikenal menggunakan balok dan senjata tajam.
Namun, kabar tersebut tidak benar alias hoaks. Kabar bohong itu ramai diperbincangkan setelah pimpinan Ponpes Al-Futuhat Ustaz Ahmad Syatibi mengunggah foto-foto Uloh ke Facebook. Informasi tersebut beredar luas tanpa disaring di tengah masih hangatnya pembicaraan publik terkait penganiayaan dua ulama di Jabar.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul menduga ada berbagai motif yang mendasari para pelaku menyebarkan berita hoaks tersebut. "Untuk situasi ini, tentu membuat kita prihatin ya. Karena penyebaran informasi secara bohong ini menimpa para ulama kita. Tentu Polri akan melakukan penyelidikan yang mendalam terhadap penyebar-penyebar berita bohong seperti ini," ucapnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (9/2/2018).
Sebelumnya, dua peristiwa mengenaskan yang menimpa ulama di Jabar terjadi dalam kurun waktu kurang dari sepekan. Dua pelaku penganiayaan tersebut sama-sama teridentifikasi mengalami gangguan jiwa. Akibatnya, seorang di antaranya meninggal dunia.