Priyo Budi Santoso: 3 Capres Paling Ideal untuk Demokrasi
“Repotnya dari poros tersebut adalah siapa yang menjadi calon presiden dan calon wakil presidennya,” kata Wakil Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Bidang Politik Dalam Negeri ini.
Priyo memaparkan, yang paling besar kemungkinannya adalah head to head antara Presiden Joko Widodo melawan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto. Jika demikian, maka Pilpres 2014 kembali terulang. Bedanya, terjadi perubahan komposisi parpol pendukung bagi kedua calon.
Untuk skenario ketiga, ada kemungkinan muncul calon tunggal. Hal ini bisa terjadi jika Jokowi mengumpulkan semua parpol untuk mendukung dirinya di pilpres mendatang. Meski begitu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah menyatakan tidak akan mendukung Jokowi. Partai Gerindra juga cenderung mengusung Prabowo sebagai capres meski belum dideklarasikan.
“Jika Jokowi dan Prabowo satu paket menjadi capres dan cawapres, maka terjadi calon tunggal. Dugaan saya calon tunggal tadi lawan lumbung kosong kemungkinan bisa terjadi. Ini semua berisiko. Saya meyakini skenario ini bisa terjadi,” katanya.
Editor: Azhar Azis