Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : PSI Sebut Jokowi Tak Bisa Buka Ijazah seperti Arsul Sani: Bisa Jadi Preseden Buruk
Advertisement . Scroll to see content

Puluhan Mahasiswa Bacakan Sumpah Pemuda 2.0, Suarakan Pergerakan Melawan Politik Dinasti 

Rabu, 22 November 2023 - 15:20:00 WIB
Puluhan Mahasiswa Bacakan Sumpah Pemuda 2.0, Suarakan Pergerakan Melawan Politik Dinasti 
Puluhan mahasiswa dari sejumlah universitas menyuarakan Sumpah Pemuda 2.0 untuk melawan politik dinasti. (Foto MPI).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Puluhan mahasiswa dari sejumlah universitas bersama-sama menyuarakan Sumpah Pemuda 2.0 untuk melawan politik dinasti yang mengatasnamakan anak muda di Pemilu 2024. Saatnya pemuda Indonesia bergerak dan melawan.

Ikrar perjuangan dan perlawanan dibacakan oleh Ketua BEM Universitas Indonesia (UI), Melki Sedek Huang di Gedung Joeang 45, Jalan Menteng Jakarta Pusat, pada Rabu (22/11/2023).

Berikut ini ikrar Sumpah Pemuda 2.0 yang dibacakan oleh para pemuda tersebut.

Bagi kami yang terlahir tak jauh dari masa ketika Reformasi 1998 berkumandang, reformasi tampak seperti suatu hal sakral yang bisa dipandang sebagai harapan. 

Reformasi adalah cahaya setelah Indonesia menjalani situasi kelam minim kebebasan juga kesejahteraan yang tak setara. Bagi kami yang hanya mendengar ceritanya, Reformasi 1998 tampak menjadi harapan akan hadirnya negara yang menjunjung tinggi kebebasan dan menjadikan hukum sebagai panglima.

25 tahun berjalan, semua hal itu kini menjadi hal-hal yang berjalan di tempat. Sembilan tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo berhasil membuat kami belajar banyak hal. Kami belajar bahwa mimpi akan baiknya kondisi negeri nyatanya tak bisa kita serahkan sepenuhnya pada penguasa yang kita pilih di kotak suara.

Beberapa minggu yang lalu, masyarakat Indonesia dibuat kaget dengan hadirnya putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023. Putusan itu secara terang memutus batasan usia bagi seseorang untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden dan wakil presiden.

Beragam kebingungan terbesit dalam hati kami. Mengatasnamakan kaum dan generasi kami, putusan haram tersebut hadir dan merusak kepercayaan kami akan Mahkamah Konstitusi. 

Para politisi tua tak paham konstitusi pun semakin mengacaukan suasana, dengan menjual nama generasi muda, mereka tak sedikit pun bersuara kontra akan putusan yang membunuh demokrasi dan konstitusi kita.

Hal tersebut menambah guratan panjang kekecewaan kami akan kondisi negeri. 

Setelah bertahun-tahun kami dipertontonkan dengan mandeknya penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu, bobroknya pemberantasan korupsi, penggunaan alat-alat negara untuk membungkam suara-suara kritis, perampasan tanah-tanah rakyat, dan juga perusakan lingkungan hidup, hari ini trust issue kami semakin diperparah dengan pengkhianatan konstitusi dan juga bangkitnya politik dinasti.

Bagi kami, Putusan MK kemarin tak sedikit pun memberi arti positif bagi generasi kami. 

la malahan membunuh kepercayaan kami akan terangnya masa depan republik ini. Bangkitnya politik dinasti yang hadir karena pembajakan konstitusi kemarin akan membunuh harapan jutaan pemuda dan anak-anak Indonesia yang bermimpi akan cerahnya masa depan.

Politik dinasti adalah ancaman bagi setiap anak-anak miskin yang bermimpi menjadi pemimpin. Politik dinasti adalah ancaman bagi setiap keluarga tak sejahtera yang berharap anaknya bisa jadi penguasa. Politik dinasti adalah ancaman bagi setiap kita yang bukan berdarah biru dan merintis jalan sendiri untuk berkarya bagi baiknya kondisi negeri.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut