Satgas Sebut Transisi Pandemi ke Endemi Harus Dilakukan Hati-Hati
JAKARTA, iNews.id - Kepala Satgas Penanganan Covid-19 sekaligus Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto angkat bicara mengenai perpindahan status pandemi menjadi endemi. Menurutnya transisi itu harus dilakukan secara hati-hati.
Dia mengatakan transisi tersebut harus disesuaikan dengan kondisi tingkat penyebaran kasus Covid-19. Pemerintah perlu berhati-hati dalam menentukan perpindahan status pandemi menjadi endemi.
"Memang banyak kalangan membahas kapan beralih pandemi jadi endemi. Kita harus berhati-hati waspada tentunya banyak faktor yang tidak bisa diputuskan oleh Satgas," kata dia dikutip Jumat (1/4/2022).
Suharyanto menyampaikan, apabila kondisi kasus Covid-19 pasca Idul Fitri tahun ini tidak seperti usai liburan panjang seperti tahun sebelumnya, bukan tidak mungkin pemerintah akan memutuskan perpindahan status endemi.
"Mudah-mudahan sekarang tidak seperti itu. Apabila tetap landai tidak terjadi peningkatan yang signifikan baru kita akan berpikir untuk beralih status menjadi endemi," ucap dia.
Untuk diketahui, perkembangan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia saat ini menunjukkan tren yang menurun. Data per Kamis tanggal 31 Maret 2022 kasus konfirmasi positif harian hanya bertambah 3.332 kasus. Sehingga akumulasi positif Covid-19 saat ini sebanyak 6.012.818 kasus. Angka ini cenderung menurun dibandingkan beberapa bulan lalu.
Kemudian, dilaporkan juga kasus yang sembuh dari Covid-19 pada hari ini tercatat 7.871 orang. Sehingga total sebanyak 5.750.802 orang sembuh. Sedangkan jumlah yang meninggal bertambah 89 orang. Sehingga total meninggal menjadi 155.089 orang.
Kemudian, berdasarkan data yang disampaikan oleh Kepala Satgas-19, untuk data vaksinasi secara nasional kelompok umur dosis satu telah mencapai 94,37 persen per hari ini. Kemudian dosis kedua 76,50 persen, dan dosis booster-nya 10,67 persen.
Selanjutnya, untuk kelompok lansia dosis pertamanya sudah mencapai 79,39 persen, dosis kedua 61, 39 persen, dan dosis ketiga 10,66 persen. Sementara untuk kelompok anak usia 6 sampai 11 tahun dosis pertama mencapai 76,26 persen, dosis kedua 58,3 persen, dan dosis ketiga baru 0,01 persen.
Editor: Rizal Bomantama