Saudi Cairkan Santunan Rp85,1 Miliar untuk Jamaah Haji Korban Crane Jatuh 2015
JEDDAH, iNews.id – Pemerintah Kerajaan Arab Saudi akhirnya merealisasikan janji memberikan santunan kepada jamaah haji Indonesia yang menjadi korban musibah jatuhnya crane di kompleks Masjidiharam, Makkah pada musim haji 2015. Jumlah santunan secara keseluruhan mencapai 6,133 juta dolar AS (23 juta riyal Arab Saudi/SAR) setara Rp85,1 miliar (kurs Rp14.150).
Uang santunan yang masih berupa cek tersebut diberikan penasihat hukum Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi, Mohammad Alshammeri, kepada Kordinator Perlindungan Warga KBRI Riyadh Raden Ahmad Arief di Kantor Kementerian Luar Negeri, Riyadh Arab Saudi, akhir Agustus lalu.
Cek tersebut terdiri atas 35 lembar dengan dua nominal. Pertama, 133.333 dolar AS (SAR500.000) atau Rp1,8 miliar untuk korban luka berat, kedua 266.666,66 dolar AS (setara SAR1 juta ) atau Rp3,7 miliar untuk korban meninggal dan korban cacat permanen. Satu cek untuk korban luka berat masih perlu pencocokan data paspor dan secepatnya akan direalisasikan, sehingga total menjadi 36 cek.
Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel mengaku telah mengirimkan surat ucapan terima kasih kepada Raja Salman dan Putra Mahkota Mohamed bin Salman yang telah berempati dan memberikan perhatian besar kepada 36 jamaah haji Indonesia yang menjadi korban jatuhnya crane, baik meninggal dunia maupun luka-luka, pada 11 September 2015.
Surat yang sama juga dikirimkan kepada Gubernur Makkah Pangeran Khalid al-Faisal serta berbagai kementerian terkait di Arab Saudi mulai Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi, Kementerian Dalam Negeri KSA, Kementerian Kesehatan KSA, Kementerian Keuangan KSA atas dukungannya dalam merealisasikan santunan korban crane ini.
"KBRI Riyadh sudah menyampaikan detail laporan kepada Kementerian Luar Negeri RI. Selanjutnya akan dilakukan koordinasi dengan Kementerian Agama RI untuk finalisasi administratif terkait penyampaian dana santunan kepada para korban luka berat dan cacat permanen serta para ahli waris korban meninggal dunia," kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/9/2019).
Menurut Agus, penyelesaian kasus jatuhnya crane telah menjadi prioritas dirinya sejak bertugas di KBRI untuk Arab Saudi, Maret 2016. Tim KBRI terus melakukan komunikasi intensif dengan pihak Kerajaan Arab Saudi karena hampir setiap pekan keluarga ahli waris di Indonesia menghubungi lewat Facebook, WhatsApp (WA) atau media sosial lain mempertanyakan kapan realisasi santunan Raja Salman tersebut.
"Ketika kami baru bertugas dua bulan di Saudi pernah dipanggil ke Istana Raja dan pada waktu itu langsung kami sampaikan harapan para ahli waris korban crane kepada Diwan Malaki (Royal Court) yang merupakan Kantor Raja Salman," katanya.
Dalam beberapa nota diplomatik yang diterima KBRI Riyadh dari Kementerian Luar Negeri Saudi dijelaskan bahwa sebenarnya penyelesaian pembayaran santunan Raja Salman untuk para WNI yang menjadi korban baru akan diberikan setelah selesainya proses fatwa waris dari masing-masing korban meninggal.
Namun akhirnya Kerajaan Arab Saudi memutuskan untuk memberikan kemudahan-kemudahan kepada Indonesia dengan merealisasikan penyerahan cek tersebut sebelum selesainya finalisasi fatwa waris yang sekarang masih dipersiapkan oleh Kementerian Agama RI.
Penyelesaian yang lebih cepat itu juga hasil kerja sama dengan Kedutaan Arab Saudi di Jakarta, sehingga Indonesia menjadi negara pertama yang diberikan santunan. Untuk diketahui, musibah jatuhnya alat berat crane di Masjidilharam menewaskan lebih dari 100 orang dan mencederai lebih 200 orang.
Jamaaah haji yang menjadi korban musibah crane berasal dari Indonesia, Pakistan, India, Bangladesh, Malaysia, Turki, Aljazair, Iran, Irak, Libia, Afghanistan dan Mesir.
"Alhamdulillah semua dilancarkan oleh Allah," kata Agus yang juga staf pengajar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.