Tepis Jokowi Pencitraan, Arya: Ferdinand Lupa Siapa Dewa Pencitraan
"Ferdinand Hutahaen itu aneh dia ngomong soal pencitraan. Dia lupa siapa dewa pencitraan di Indonesia ini. Siapa coba, bosnya. Kok ada-ada saja. Ferdinand Hutahaean ini apa karena baru masuk ke Demokrat, apa dia lupa. Ke mana saja bro. Dewa pencitraan tuh, harusnya Ferdinand bertanya kepada rumah tangga sendiri. Makanya Ferdinand jangan terlalu galak. Natal kok galak. Natal itu damai sejahtera," ujar Arya.
Politisi PPP, yang juga Wakil Ketua TKN, Arsul Sani mengatakan setiap presiden memiliki gaya sendiri-sendiri. Dia lalu memaparkan bagaimana Gus Dur dan SBY ketika menjabat sebagai presiden.
"Pak Jokowi kalau berkunjung ke daerah kalau yang saya tahu, yang saya ikuti, memang kadang-kadang beliau misah mau ke situ saja. Mau melihat ini sendiri. Yang kalau itu pencitraan direncanakan seolah-olah ini kan tidak terjadi. Enggak pernah terjadi. Itu kami alamiah paling tidak di PPP. Sudah dibilang sama protokoler Pak ini setengah jam di sini saja. Tidak juga. Beliau menikmati saja gitu lho. Dari podium sampai mau ke mobil itu bisa sampai setengah jam sendiri karena untuk melayani. Ya itu style masing-masing saja. Jadi enggak usah dibilang pencitraan," ucap Arsul.
Sebelumnya, Ferdinand menuding Jokowi melakukan pencitraan karena berfoto sendiri di lokasi bencana tsunami di Banten. Dia menilai foto itu terencana. Tudingan dia sampaikan melalui cuitan di Twitter-nya @Ferdinand_Haean, Senin (24/12/2018).
"Pose-pose foto ini memuakkan, tampak sengaja diatur banget. Masa Presiden sendirian tidak ada yang di samping? Artinya yang lain disuruh minggir dulu demi kepentingan foto-foto. Yang begini mau mimpin lagi? Maaf pak..!! Bangsa ini tidak butuh pose2 foto-fotoan. Bangsa ini butuh ekonominya maju..!!,"
Editor: Djibril Muhammad