Sudah Dapat Subsidi tapi Penjualan Motor Listrik Masih Melempem, Ini Masalahnya
Padahal, beberapa tahun lalu market punya ekspektasi penjualan sepeda motor listrik akan lebih tinggi dibanding mobil, tapi kenyataan justru sebaliknya.
Raditya Wibowo, salah satu CEO perusahaan sepeda motor listrik di Indonesia mengungkapkan, ini disebabkan motor listrik yang ada di pasaran belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia memiliki kinerja, durability, dan keandalan yang baik. Intinya, belum ada sepeda motor listrik yang berkualitas.
Tingkat adopsi kendaraan listrik yang rendah disebabkan fakta produk kendaraan listrik saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan pengendara Indonesia.
“Melihat perkembangan motor listrik saat ini, kayaknya belum ada produk yang benar-benar bisa menjawab kebutuhan masyarakat. Kebanyakan masyarakat tahunya motor listrik itu enggak bisa dipakai jauh, tarikan gasnya kurang optimal, atau bingung nge-charge-nya di mana. Jadi hal-hal basic seperti ini yang membuat tingkat adopsi motor listrik rendah,” ujar Raditya Wibowo, CEO perusahaan sepeda motor listrik di Indonesia.
Sebelumnya, Ketua Umum AISI Johannes Loman mengungkapkan tantangan utama yang dihadapi pasar motor listrik. Salah satu faktor yang membuat masyarakat enggan beralih adalah waktu cas motor listrik yang cukup lama.
"Di dalam industrinya penerimaan konsumen ternyata tak secepat roda empat. Satu keterbatasan jarak, waktu charging lama. Padahal, pengendara motor butuh kecepatan dan range yang jauh," kata Loman di Jakarta Selatan, Kamis (3/10/2024).
Selain itu, kata Loman, harga motor listrik cukup tinggi. Terlebih, masyarakat Indonesia masih memikirkan harga jual kembali ketika memutuskan membeli suatu kendaraan.
"Yang tak kalah penting harga dan peace of mind. Penerimaan konsumen itu yang penting, kalau konsumen kebutuhannya tercukupi, konsumen akan segera beralih," ujarnya.
Seperti diketahui, kuota subsidi saat ini sudah mencapai batas kuota yang ditentukan pemerintah, yakni 60.800 unit. Masyarakat yang ingin membeli motor listrik harus membayar tanpa potongan subsidi Rp7 juta.
Namun, ke depan Loman meyakini masyarakat Indonesia akan beralih ke sepeda motor listrik apabila pemerintah sudah mempersiapkan infrastruktur. Paling penting adalah meyakinkan masyarakat agar mau beralih ke motor listrik.
Editor: Dani M Dahwilani