Deretan PO Bus Besar Didirikan Perempuan, Ada Sampai 3 Generasi Punya Ratusan Armada dan SPBU

Meski gagal beberapa kali, dia mengungkapkan, sang nenek tidak pantang menyerah. Saat itu, bus yang digunakan bermacam-macam ada Mitsubishi, Mercedes-Benz dan Hino. Namun, ini merepotkan dalam perawatan karena sparepart terlau banyak akhirnya memilih sasis Hino.
"Usaha dikontrol sendiri Mak (nenek) ke lapangan sampai 2002. Berkerja sendirian kemudian didampingi ayah." kata Bryan.
Kini, PO Jaya Utama dilanjutkan Bryan sebagai generasi ketiga. Memasuki tahun kedua terjun di dunia bus, dia sudah memiliki visi membenahi manajemen terutama operasional perusahaan. Untuk mengurangi down-time setiap unit bus harus diperiksa kesiapannya dan maintanance lebih detail.
"Saya oranganya rapi. Ada beberapa yang diubah terutama dalam operasional. Ketika bus masuk harus bagaimana, terutama maintenance jangan sampai bus masuk turun mesin," katanya.
Bryan menyebutkan, untuk pelayanan maksimal perusahaan harus meminimalkan kerusakan armada dengan menerapkan standar perawatan yang kuat dan tepat.
Hal menarik dari PO Jaya Utama mereka tetap konsisten pada layanan bumel dengan menyajikan kondisi bus yang baik. Bryan tidak tertarik menggarap bus eksekutif.
"Kondisi perusahaan masih baik sehingga harus konsisten dengan pelayanan yang ada. Pelan-pelan dianalisa dan dipejari. Dilihat dulu diobservasi. Cocok di mereka kan belum tentu cocok di kita," ujar Bryan.
Dia mengaku hal menarik dalam bisnis angkutan bus (ekonomi) adalah bersaing rebutan penumpang. "Kalau datang ke terminal melihat rebutan penumpang," katanya.
Meski demikian, Bryan mengingatkan sesama PO bus terutama dalam satu jalur tidak saling mematikan. Namun, bersatu dan mencari solusi agar angkutan bus semakin diterima dengan baik. "Kalaupun bersaing adu pelayanan terbaik, bukan perang harga," ujar Bryan.