Kisah PO Aladdin Berjaya di Era 1980-an, Menolak Punah Bertahan dengan Bus AKDP dan AKAP Jarak Pendek
Kelima ada Seri E dipegang H Yaya yang memilih bergarasi pusat di Ciamis, seperti PO Aladdin Seri B. Terakhir adalah Seri F dipegang oleh H Dede dan juga bergarasi pusat di Ciamis.
PO Aladdin bermarkas di Ciamis, Jawa Barat. Pada masa kejayaannya, PO bus ini melebarkan sayap dengan membuka sejumlah trayek jarak jauh.
Sukses dengan rute Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), PO Aladdin memperluas jaringan pemasaran dengan membuka rute ke Jakarta dan beberapa kota besar di Jawa Tengah yang terbukti berhasil.
Menggunakan 160 unit bus, PO Aladdin melayani rute Banjar-Jakarta, Kawali-Jakarta, Lumbung-Jakarta, Bandung-Jakarta, Bandung-Yogya-Solo, Bandung Madiun, Bandung-Purwokerto, Sukabumi-Wonogiri, Tasik-Purwokerto, Tasik-Yogya-Solo, dan Tasik-Semarang-Kudus.
Ratusan armada yang beroperasi membuat PO Aladdin menjadi bus AKAP yang sangat terkenal pada masanya.

Namun, pamornya mulai meredup ketika krisis moneter pada 1998, dan berlanjut hingga 2000.
Krisis tersebut membuat harga suku cadang sangat mahal yang membuat PO Aladdin terpaksa menjual bus mereka demi menutup biaya operasional. Ini membuat mereka hanya mampu mengoperasikan puluhan unit armada bus.
Seolah tak ingin hilang dari peradaban, PO Aladdin memutuskan meremajakan armada mereka dengan mengubahnya menjadi bus medium pada 2011. Kini, mereka hanya fokus pada trayek AKDP dan rute AKAP jarak pendek seperti Tasik-Cirebon-Tegal-Semarang, Tasik-Purwokerto-Yogya, dan Bandung-Purwokerto.
Editor: Ismet Humaedi