4 Klub Super League Tunggak Gaji Pemain, Nilainya Tembus Rp4,3 Miliar
Masalah tunggakan gaji ini bukan hanya menimpa klub-klub di kasta tertinggi. Jufriyanto juga menyebutkan klub Liga 2 dan Liga 3 pun masih memiliki masalah serupa, dengan nilai yang cukup besar mengingat level kompetisinya.
"Untuk di Liga 2 ada dua tim yang korespondensi dengan kita, tujuh tim sudah dalam proses NDRC dengan total pembayaran yang belum selesai sekitar Rp3,6 miliar," katanya menjelaskan.
Sementara di Liga 3, ada dua tim yang masih disurati APPI, serta empat tim yang berperkara di NDRC, dengan total tunggakan mencapai Rp2,5 miliar. Ini menunjukkan masalah keuangan dan manajemen belum sepenuhnya dibenahi, meskipun kompetisi terus berlanjut setiap musim.
Mirisnya, isu ini mencuat hanya beberapa hari sebelum liga dimulai. Padahal, musim ini Liga 1 resmi berganti nama menjadi Super League sebagai upaya untuk memberikan wajah baru sepak bola nasional. Namun kenyataannya, "wajah lama" berupa tunggakan gaji pemain masih terus menghantui.
Transformasi nama liga tidak cukup jika fondasi profesionalisme tidak diperkuat. APPI terus mendorong penyelesaian secara damai dan legal, namun jika tidak ada kemauan dari klub, persoalan ini akan terus berulang dan merusak kepercayaan publik terhadap tata kelola kompetisi.
Ke depan, perhatian bukan hanya harus tertuju pada jadwal pertandingan dan bursa transfer, tetapi juga kesejahteraan pemain — mereka yang jadi ujung tombak dan wajah dari klub di lapangan.
Editor: Abdul Haris