Asisten Shin Tae-yong Merasa PSSI Tak Menghargai Tim Pelatih Timnas
JAKARTA, iNews.id – Asisten Shin Tae-yong, Lee Jae-hong, yang juga pelatih fisik Timnas Indonesia mengumbar kekesalannya dengan perlakuan PSSI di media sosial. Dalam curhatannya, dia mengatakan federasi sepak bola Indonesia itu tak menghargai tim pelatih Timnas Indonesia.
Lee menyebut PSSI memperlakuan staf pelatih Timnas Indonesia dengan tidak benar. Di antaranya PSSI tidak memberi jadwal yang jelas soal pemusatan latihan (TC). Komunikasi dengan tim pelatih juga buruk.
“Kami berada di Indonesia sejak datang pada Januari 2020. Pelatih kepala kami, Shin Tae-yong, adalah pelatih berlevel tinggi di Korea Selatan dan Asia. Prestasinya bagus. Kalian dapat mengeceknya melalui internet terutama Google,” tulis Lee Jae-hong dalam Instagram pribadinya, @rogerio2026a, Senin (1/2/2021).
“Kami di sini untuk mengembangkan sepak bola Indonesia. Mereka (PSSI) memberitahu dan menginginkan kami melakukan itu. Kami ingin menggelar TC untuk mengembangkan tim. Menurut saya, pemain siap untuk menjalani intensitas latihan yang tinggi,” tuturnya.
“Kami tidak mengetahui kapan liga akan dimulai maupun kapan TC berjalan. Belum ada keputusan dan tidak ada komunikasi,” ujarnya lagi.
Lee mengaku, sebenarnya tim kepelatihan Timnas Indonesia punya tekad kuat untuk memajukan sepak bola Tanah Air. Namun, usaha itu kerap menemui ganjalan yang tidak dibenahi dengan baik oleh federasi.
"Indonesia harus menemukan cara sendiri untuk mengembangkan sepak bola mereka. Banyak orang Indonesia yang mencintai sepak bola, termasuk juga kami. Kami ingin bekerja karena kami melihat ada visi besar di sepak bola Indonesia," katanya pelatih fisik Timnas Korea Selatan pada Piala Dunia 2018 itu.
“Sistem adalah yang terpenting. Kami ingin bekerja! Karena kami melihat ada visi besar dalam sepak bola Indonesia,” tuturnya.
Bukan itu saja, Lee juga meminta PSSI kembali menempatkan tim kepelatihan Timnas ke apartemen. Sebab, sejak dari Spanyol mereka tinggal di hotel.
“Kami juga ingin kembali ke tempat tinggal kami di Indonesia, tidak di hotel lagi,” ujarnya.
Editor: Abdul Haris