Heboh Air Sungai di Malang Mendadak Berwarna Merah, Warganet Minta Cek Lab

Alumnus Doktoral Universitas Sebelas Maret Surakarta ini menjelaskan faktor biologis bisa berupa aktifitas biologi dari mikroorganisme yang hidup di perairan tersebut. Endang mengungkapkan di perairan tersebut terdapat plankton yang melakukan aktifitas metabolisme.
“Biasanya aktifitas plankton ini terjadi secara mendadak apabila terjadi rangsangan tertentu seperti perubahan suhu sehingga plankton di perairan ini jumlahnya meningkat. Hal ini yang menyebabkan perubahan warna terhadap air yang ada di sungai,” kata Endang seperti dikutip dalam laman Universitas Islam Madura.
Sementara faktor non biologis disebabkan oleh limbah industri, limbah rumah tangga, maupun limbah pertanian. Indikator perairan tercemar di antaranya adanya bau menyengat, memiliki rasa, berwarna, adanya endapan zat pelarut, pH di bawah tujuh yang artinya pH air asam, perubahan suhu air, dan aktivitas mikroorganisme yang berlebihan.
Kendati begitu, ada sebagian warganet yang mengaitkannya dengan momen malam 1 Suro. Mengingat aliran sungai tersebut berada dekat dengan Cadi Kidal, yang merupakan salah satu peninggalan kerajaan Singasari.
"Dulu juga pernah terjadi di probolinggo. Katanya berkaitan dengan ulah jin. Sepertinya iya, sebab setelah didatangi kiai, airnya normal. Beberapa orang yg sempet ngambil airnya, pas dibawa pulang gak merah warnanya," tulis @taq***.
"Jauh dr pabrik kayake. Ya pumpung masih merah gitu segera ambil sampling buat di labkan kali aja lbh gampang nyarinya," ujar @ndo***.
"Kemungkinannya tercemar limbah tekstil atau cat dan peningkatan jumlah plankton. Coba di cek lab deh sebelum warganya mengarahkan ke hal2 mistis krn suro," kata @wea***.
Editor: Dini Listiyani