Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Satelit Nusantara 5 Berhasil Diluncurkan, Koneksi Internet Makin Kencang Terbesar di Asia Tenggara
Advertisement . Scroll to see content

Hindari Tabrakan dengan Sampah Antariksa, Satelit ESA Bermanuver 

Senin, 18 Juli 2022 - 13:30:00 WIB
Hindari Tabrakan dengan Sampah Antariksa, Satelit ESA Bermanuver 
Hindari Tabrakan dengan Sampah Antariksa, Satelit ESA Bermanuver  (Foto: ESA)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Akumulasi sampah yang merusak lingkungan tidak hanya menjadi masalah di Bumi. Tapi, sampah ini juga masalah di luar angkasa. 

Setiap tahun semakin banyak roket yang dibuang, satelit yang rusak, dan serpihan lainnya dimasukkan ke orbit di sekitar planet, dan tidak semuanya dideorbit secara bertanggung jawab. Hasilnya adalah ada banyak sekali sampah yang mengambang di luar angkasa tempat satelit, teleskop, dan bahkan International Space Station (ISS) mengorbit.

Puing-puing ini dapat menimbulkan ancaman nyata bagi misi luar angkasa, seperti yang ditunjukkan baru-baru ini ketika satelit penelitian Badan Antariksa Eropa (ESA) harus melakukan manuver darurat untuk menghindari tabrakan dengan potongan sampah yang tersesat. 

Meskipun ada begitu banyak puing-puing di sekitar sehingga kebutuhan untuk melakukan manuver semacam itu sayangnya relatif umum, peristiwa ini berbeda karena ESA hanya memiliki beberapa jam peringatan bahwa dampak akan segera terjadi.

Biasanya, potongan besar puing dilacak sehingga badan antariksa atau operator satelit lainnya tahu kapan potongan itu mendekati orbit yang sedang digunakan. Ini berarti mereka dapat merencanakan manuver penghindaran sebelumnya. 

Tapi, ketika sepotong puing terlihat pada 30 Juni menuju ke salah satu satelit Swarm ESA yang meneliti medan magnet Bumi, dampaknya diperkirakan akan terjadi dalam beberapa jam.

“Kantor Puing-puing Luar Angkasa ESA menganalisis data dari Jaringan Pengawasan Luar Angkasa A.S. dan meningkatkan peringatan potensi tabrakan ke tim Kontrol Penerbangan dan Dinamika Penerbangan ESA, biasanya lebih dari 24 jam sebelum potongan puing mendekati satelit. Dalam hal ini, kami hanya mendapat pemberitahuan delapan jam," tulis ESA. 

ESA harus menarik semua pemberhentian untuk membersihkan satelit dari jalur puing-puing, karena melakukan manuver semacam itu membutuhkan banyak perencanaan, sebagaimana dikutip dari Digital Trends. 

Operator harus memastikan bahwa orbit baru satelit tidak akan terlalu dekat dengan satelit atau puing-puing lain, dan mereka juga harus memiliki rencana bagaimana mengembalikan satelit ke orbit aslinya setelah bahaya berlalu.

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut