Punya AI Meta, Mark Zuckerberg Tak Khawatir dengan Ancaman DeepSeek
JAKARTA, iNews.id - Teknologi kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek mengguncang dunia. Platform ini menyediakan layanan lebih baik dan murah ketimbang ChatGPT yang lebih dulu hadir.
Bahkan kehadiarannya membuat bursa saham teknologi di Wall Street, Amerika Serikat (AS) terguncang. Mereka kehilangan uang hingga ribuan triliun rupiah.
"DeepSeek memiliki potensi untuk mengubah cara kita melihat pasar keuangan. Teknologi mereka tidak hanya cepat, tetapi juga sangat presisi, yang bisa menjadi game-changer dalam industri ini," ujar Jonathan Miller, seorang analis keuangan senior di Wall Street.
Namun, gebrakan DeepSeek tidak membuat CEO Meta, Mark Zuckerberg khawatir. Dalam sesi tanya jawab dengan analis Wall Street, Zuckerberg menjawab beberapa pertanyaan tentang model AI DeepSeek yang mengesankan dan apa implikasinya terhadap strategi AI Meta.
Penemu Facebook tersebut mengatakan, apa yang mampu dicapai DeepSeek dengan dana yang relatif sedikit hanya memperkuat keyakinan hal benar untuk menjadi fokus. Meta berencana mengimplementasikan kemajuan DeepSeek ke dalam proggram Llama.
Zuckerberg mencoba menghilangkan kekhawatiran miliaran dolar AS yang dibelanjakan untuk GPU akan sia-sia. “Saya terus berpikir bahwa berinvestasi dalam jumlah besar pada belanja modal dan infrastruktur akan menjadi keuntungan strategis seiring berjalannya waktu,” kata Zuckerberg.
Dia mengungkapkan hal ini tidak berarti Anda memerlukan lebih sedikit komputasi karena dapat menerapkan lebih banyak komputasi pada waktu inferensi untuk menghasilkan tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dan kualitas layanan lebih baik.
Meta bersiap untuk merilis Llama 4 dengan kemampuan multimodal dan “agentik” dalam beberapa bulan mendatang.
Dia memperkirakan asisten AI Meta dapat menjangkau 1 miliar pengguna tahun ini. Llama 4 dapat menetapkan standar baru di dunia AI dan membantu Meta menjadi pemimpin dalam AI open source.
Zuckerberg menyebut 2025 sebagai tahun penting bagi pengembangan AI. Dia mengklaim AI di Meta dan perusahaan teknologi lainnya dapat secara efektif menggantikan engineer tingkat menengah yang saat ini menulis kode. Ini akan menjadi perubahan besar cara perusahaan teknologi mendekati pengembangan perangkat lunak.
Meta juga berfokus pada perluasan asisten AI, Meta AI, yang diharapkan Zuckerberg akan menjangkau lebih dari satu miliar pengguna pada akhir tahun. Pendekatan Meta terhadap artificial intelligence difokuskan pada personalisasi.
Hal tersebut menawarkan pengalaman kepada pengguna sesuai dengan preferensi, minat, dan budaya masing-masing. Zuckerberg yakin sentuhan personal inilah yang akan membedakan Meta dari para pesaing.
"Kami percaya tidak semua orang ingin menggunakan AI yang sama. Orang ingin AI mereka dipersonalisasi sesuai konteks, minat, kepribadian, dan budaya mereka," katanya.
Editor: Dani M Dahwilani